Buklet 6 x 7 cm setebal 16 halaman (termasuk sampul), dalam art paper 120 gram, ini adalah sisa promo Ramadan, menempel pada kemasan luar teh celup. Di supermarket masih ada. Saya membatin, apakah konsumen masih memerlukan?
Saya tak tahu jawabannya. Namun saya berpengandaian, untuk konsumen milenial boleh jadi akan lebih praktis apabila berupa QR code lalu urusan berikutnya ada dalam ponsel.
Karena saya bukan milenial, resep itu saya baca. Sepintas sih. Lalu saya bingung, apakah benda sekecil ini, yang isinya tidak bisa saya ingat, harus saya simpan dan yakin takkan terselip?
Kalau ini untuk pembatas halaman buku terlalu tebal.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
2 Comments
produk kantor, selalu menyertakan resep masakan dalam format A4, penuh gambar. resep bisa dilihat di aplikasi dan diunduh.
kenapa masih pakai kertas? karena memasak dengan melihat gawai, itu repot, paman. bisa sih pake tablet, tapi apa orang siap tablet terpercik minyak dan segala macam?
kalo untuk resep ringan sih masih bisa. kalo untuk masakan berat?
Wah menarik ini.
Ayo kamu ceritakan Zam di blog.
Pakai panduan kantor lain supaya gak kena ranjau GDPR