Seorang penulis buku di Hegarmanah, Bandung, yang kantornya seperti Rumah Langsat di Jaksel, menjadi tempat ngobrol dan berbagi ide, mengirimkan karyanya kepada saya. Setelah kertas paket saya buka dengan cutter secara saksama, agar tak melukai buku, tampaklah barang itu: buku terbalut kertas tersayat berpola. Menjadi semacam bantal tipis penyet. Sayang sudah tersayat cutter saya. Tapi bukunya selamat.
Plastik. Barang itu makin dihindari. Untuk bungkus kiriman, apabila terpaksa, beberapa orang memakai plastik yang dipercaya mudah terurai oleh alam.
Itulah gaya nan hidup. Dirasa keren dan berfaedah. Orang lain diharapkan meniru.
Terima kasih, Bung Budi. Salam dari Badu dengan ucapan “okt dog” — entah apa artinya.
2 Comments
kalo kertasnya dari daur ulang, cukup oke.. tapi kalo kertasny dari pohon, nanti bermasalah lagi.. repot juga, yaa 😆
Nah 🤣🙈
Kayaknya dari daur ulang