Bungkus buku tanpa bubble wrap

Semangkin banyak orang membatasi plastik yang kurang ramah lingkungan dalam mengirim paket kecuali terpaksa.

▒ Lama baca < 1 menit

Seorang penulis buku di Hegarmanah, Bandung, yang kantornya seperti Rumah Langsat di Jaksel, menjadi tempat ngobrol dan berbagi ide, mengirimkan karyanya kepada saya. Setelah kertas paket saya buka dengan cutter secara saksama, agar tak melukai buku, tampaklah barang itu: buku terbalut kertas tersayat berpola. Menjadi semacam bantal tipis penyet. Sayang sudah tersayat cutter saya. Tapi bukunya selamat.

Plastik. Barang itu makin dihindari. Untuk bungkus kiriman, apabila terpaksa, beberapa orang memakai plastik yang dipercaya mudah terurai oleh alam.

Itulah gaya nan hidup. Dirasa keren dan berfaedah. Orang lain diharapkan meniru.

Terima kasih, Bung Budi. Salam dari Badu dengan ucapan “okt dog” — entah apa artinya.

2 Comments

Zam Senin 5 Juli 2021 ~ 13.26 Reply

kalo kertasnya dari daur ulang, cukup oke.. tapi kalo kertasny dari pohon, nanti bermasalah lagi.. repot juga, yaa 😆

Pemilik Blog Selasa 6 Juli 2021 ~ 11.30 Reply

Nah 🤣🙈
Kayaknya dari daur ulang

Tinggalkan Balasan