Kenapa dulu anak-anak menangkap capung?

Entahlah apakah masih ada tugas dari guru untuk menangkap capung, untuk melengkapi tugas mengumpulkan gambar dari internet.

▒ Lama baca < 1 menit

Mendapatkan capung tersesat di dalam rumah

Jawaban menggampangkan: karena dulu banyak capung dan anak-anak kurang mainan. Saya menanya diri sendiri dan menjawab sendiri setelah menemukan capung mati di antara rak dan sofa.

Dulu? Kapan? Masa kecil saya dan generasi lebih tua. Memang pernah ada tugas dari guru untuk menangkap capung, antara lain untuk mengisi insektarium.

Akan tetapi di luar tugas, saya lupa dulu pernah menangkap capung untuk apa. Tapi ketika memungut capung mati itu saya merasakan sensasi yang sama saat bocah, dan juga empat belas tahun silam: tekstur sayap yang tipis kasar agak lengket.

Anak-anak saya, meski sudah dewasa, agak takut ketika mendapati capung mati. Seandainya saya jadi mereka mungkin juga sama reaksinya. Antara lain karena belum pernah mengejar capung bin kinjeng bin kotrik alias papatong dan hanya mengejar. Selain itu juga lantaran belum pernah menangkap. Apalagi mengenal sekian jenis capung.

Kini hampir tak ada lagi tebing sungai dan lahan kosong berumput di kota untuk bermain. Entahlah apakah masih ada tugas dari guru untuk menangkap capung, untuk melengkapi tugas mengumpulkan gambar dari internet.

4 Comments

Zam Senin 31 Mei 2021 ~ 02.51 Reply

saya dulu suka menangkap capung, lalu mengikat benang jahit di ekornya seolah-olah binatang piaraan..

capung yang hijau-hitam ini paling banyak. paling langka kalo nemu capung yang berwarna merah dan lebih gemuk buntutnya..

konon, capung merupakan indikator kebersihan air di suatu lingkungan.. ada capung, berarti udara dan lingkungannya masih bersih..

Pemilik Blog Senin 31 Mei 2021 ~ 04.36 Reply

Betul. Soal capung merah dan kondisi air. 👍

Candra Widanarko Sabtu 22 Mei 2021 ~ 12.58 Reply

Aku nggak pernah nangkep capung. Tapi main jangkrik. Nangkep sendiri, dimasukkan ke dalam kotak korek api Tandstikor (ihiy! Pernah hafal teks korek ini). Pernah beli juga, biasanya dalam kotak bambu. Ditaruh di kolong tempat tidur. Bunyi kalau malam. Teman-teman punya jangkrik untuk diadu. Aku nggak tega. Buat peliharaan tapi kemudian sedih karena mati kering. Yaiyalah, nggak dikasih makan. Pelajaran pertama pelihara hewan yang bukan anjing: harus tahu makannya apa dan rutin diempanin.

Pemilik Blog Sabtu 22 Mei 2021 ~ 18.43 Reply

Aha! Ajaib juga kamu suka jangkrik. Aku juga ngalami, tapi beli dan selalu mati atau lepas. 🙈

Nangkep burung gereja yang masuk rumah juga lbh dari sekali, aku lempar selimut. Tapi ya itu aku kasih bulir nasi akhirnya mati 😭

Nyerok ikan kecil di kali jg pernah. Siang dapet, sore mati di ember. 😭

Anak-anak gak tau cara piara binatang kalo gak ada yang ngajarin. 🙏

Tinggalkan Balasan