↻ Lama baca < 1 menit ↬

Kemasan ramah lingkungan dari karton kraft untuk nasi krawu

Saya senang melihat desain bagus dus makanan. Kadang terus mencari tahu pesan di mana, padahal saya belum ada rencana jual makanan. Istri saya juga belum.

Tentang kemasan kertas yang ramah lingkungan, saya teringat gerutu bahkan omelan seorang penjual yang masih setia dengan Styrofoam (ini merek, maka pakai S kapital).

“Kalo nurutin kelas menengah ngehek tuh ngeselin. Mereka maunya serba-eco-friendly tapi ogah nanggung biaya. Lah emang aku harus ngurangi margin buat manjain mereka, biar aku dibilang peduli lingkungan?” katanya.

Kemasan ramah lingkungan dari karton kraft untuk nasi krawu

Kemasan karton kraft cokelat, ukuran 14 x 14 x 6 cm, dengan laminasi di dalam, kalau dipesan dengan cetak satu warna, minimum 1.000 lembar, jatuhnya Rp1.500 per lembar.

Bandingkan dengan kotak makanan Styrofoam, ukuran 18 x 18 cm (entah berapa tingginya), cuma Rp37.000 per 100 lembar. Artinya selembar cuma Rp370. Tinggal menempelkan stiker, yang bisa dipesan Rp9.000 di atas kertas A3, kalau stiker berukuran 3 x 3 cm bisa dapat 126 tempelan, jumlah warna tak terbatas.

Isu peduli lingkungan menyangkut gaya hidup. Dan kadang gaya hidup berkonsekuensi pada biaya. Bisa positif, dalam arti menghemat, seperti refill apa saja. Bisa juga negatif, karena harga bertambah. Misalnya untuk kemasan ramah lingkungan.

Penjual lain berkata sinistis, “Repot kalo dapat konsumen kelas menengah yang price sensitive.”

Lho, katanya konsumen yang baik adalah yang peduli harga.