Hari Minggu, kalau bisa sebelum malam, adalah saat memotong kuku. Bagi siapa? Kita, saat masih TK dan SD karena hari Senin Bu Guru akan memeriksa kuku.
Saat saya kelas satu SD, Bu Guru galak menggunakan sabetan dari bambu. Pernah suatu kali ada satu jari saya yang kukunya panjang menghitam, antara lain karena darah kering, soalnya jari saya terluka sampai harus diperban dan diplester — saat itu belum ada Tensoplast.
Maka gitik bambu itu disabetkan pada jari yang tangan saya yang terbuka menelungkup di atas meja. Termasuk ke jari yang bengkak, sehingga perban putih menjadi kuning basah. Untuk sekian lama saya mendendam guru itu tapi seiring perjalanan waktu rasa itu menipis lalu hilang.
Guru SD, dan sebelumnya guru TK, mengajarkan kebersihan kepada kita. Memeriksa kuku adalah salah satunya. Guru saya kelas tiga SD, namanya Pak Giarto, setiap kali mendapati kuku hitam panjang akan menghadik murid dalam bahasa Jawa, “Kuwi kukumu kopรจt thok!” Saya tak tega mengindonesiakannya untuk Anda.
Tentang pemotong kuku, saya pikir-pikir dulu termasuk barang mewah. Tidak setiap anggota keluarga punya. Padahal tidak mahal. Entah kenapa. Apakah pertimbangan higiene, misalnya penularan penyakit melalui cairan tubuh dan luka, belum merasuk secara merata?
Kini pemotong kuku adalah alat personal. Ada dalam toiletry bag di kantor maupun ransel harian (bagi manusia bohemian) — apalagi saat traveling.
Nah, salah satu pemotong kuku saya, yang saya foto itu, harganya Rp10. Saya beli dua, sesuai batas maksimum, dalam suatu flash sale di lapak daring tiga tahun silam. Lebih mahal ongkir.
6 Comments
di toko online sekarang banyak dijual seperangkat alat pedikur-menikur, termasuk pemotong kuku dengan sudut sempit
Desain produk terus berkembang, lalu made in China menjadikan semuanya lebih murah ๐
gunting kukunya bagus, paman.
waktu saya kecil biasa motong kuku pake pisau tajam yg ada di dapur, kalo ngga ya pake silet, beneran dulu pemotong kuku adalah barang langka dan mihil utk di rumah
Terima kasih. Itu alat murah krn diskon tebal.
Bbrp teman saya waktu kecil juga memotong kuku dengan cara itu. Saya tidak berani. ๐
Jaman saya kecil, 90-an awal sampai akhir, saya ingat di rumah tidak pernah punya pemotong kuku. Untuk memotong kuku biasanya menggunakan gunting kecil yang bisa dilipat itu. Awalnya hanya bisa memotong kuku jari kiri, untuk jari kanan minta bantuan orang dewasa karena susah menggunting dengan tangan kiri.
Akhirnya punya pemotong kuku setelah mendapat suvenir dari resepsi pernikahan. Sekarang saya baru bertanya-tanya, kenapa dulu nggak pernah beli ya? Apa mungkin terlalu sekunder?
Bahkan ketika menggunakan alat khusus pemotong kuku pun, dulu waktu kecil, saya tidak bisa memotong kuku di tangan kanan ๐
Suvenir dari pesta nikah berupa pemotong kuku dan pembuka botol itu bagus. Pasti fungsional ๐๐
Soal kenapa dulu nggak beli, bukan nggak terbeli, memang bikin penasaran