Penjahit butuh tempat berteduh

Tanpa harus paham Pantone, masalah utama penjahit keliling adalah kecocokan warna benang dengan sarung dan daster yang dia jahit ulang.

▒ Lama baca < 1 menit

Pak Waluyo penjahit di Jatirahayu Pondokmelati Bekasi

Penjahit keliling langganan kompleks saya ini meskipun sudah berpayung tetap butuh tempat teduh. Arah datangnya cahaya mentari dari samping, selewat tengah hari hingga sore, sering kali tak teratasi oleh payung tegak.

Pak Waluyo penjahit di Jatirahayu Pondokmelati Bekasi

Akan tetapi manusia selalu punya cara. Kebetulan ada seruas jalan yang selama pandemi Covid-19 selalu ditutup bagi kendaraan. Lokasi tembok rendah di tikungan, di bawah tiang listrik, bisa untuk bekerja tanpa mengganggu lalu lintas.

Pak Waluyo penjahit di Jatirahayu Pondokmelati Bekasi

Tentu, tetap ada masalah bagi Pak Waluyo, penjahit itu, apa pun cuacanya: memilih warna benang. Sudah banyak benang dia beli namun belum tentu pas dengan warna kain pelanggan. Dengan mata telanjang saja dia mampu membedakan.

Yah, toko benang belum bisa menyamai toko cat yang meramu warna dengan komputer.

4 Comments

Didut Sabtu 13 Maret 2021 ~ 12.36 Reply

Ini sakjane aku lgai nunggu bapak-bapak ini lewat, kalo pas gak ditunggu suka liat, pas butuh malah keknya menghilang hihihi

Pemilik Blog Minggu 14 Maret 2021 ~ 13.06 Reply

Oh kalo ini emang ciri khas penjaja jasa tanpa jadwal 🤣

warm Jumat 12 Maret 2021 ~ 15.12 Reply

koleksi benang beliau lengkap sekali euy. dan salut bagi yg masih ngejait dengan mesin manual gitu

Pemilik Blog Jumat 12 Maret 2021 ~ 15.30 Reply

Pakai dikayuh kali. Di kampung dan kompleks sederhana seperti tempat tinggal saya, tukang jahit dan tukang sol sepatu masih beredar. Gak saban hari sih.

Tinggalkan Balasan