Serba-otomatis memang memanjakan

Lampu LED tempel dengan sensor gerak dan yang model biasa telah membuktikan pola perilaku dalam sebuah keluarga.

▒ Lama baca < 1 menit

Lampu tempel bersensor untuk rak dispenser galon Aqua

Seorang ayah di Bekasi sempat melepas lampu tempel yang menyala otomatis saat ada gerakan di dekatnya dengan alasan si lampu terlalu peka. Lampu itu dia pasang di ceruk rak untuk dispenser air galon. Setiap ada orang lewat maupun mendekat maka lampu LED langsung menyala. Dia khawatir baterai AAA akan lekas habis.

Lalu dia ganti lampu otomatis itu dengan lampu LED, juga ditenagai tiga baterai AAA, dengan model tanpa sensor gerak. Ada kemungkinan baterai akan lebih awet. Kenapa? Penghuni rumah ogah memencet tombol untuk menyalakan. Si lampu menjadi percuma.

Maka dia kembalikan si lampu bundar bersensor ke tempat semula, menggantikan lampu kotak yang manual. Ini urusan mudah. Karena penempelan cuma dengan double tape yang mudah dilepas tanpa meninggalkan bekas.

Lampu tempel sensor menggantikan lampu tempel manual

Moral cerita: manusia normal adalah penikmat otomasi. Bukankah teknologi dikembangkan sebagai perpanjangan tangan manusia agar kehidupan lebih nyaman dan mudah?

Maka orang yang terbiasa dengan mobil matik, apalagi sejak belajar menyetir, akan enggan menggunakan mobil bertransmisi manual.

Memang sih ada saja pengecualian. Kamera pada ponsel punya opsi manual. Siapa tahu ada yang tak puas dengan setelan otomatis.

Kembali ke soal lampu. Kenapa si ayah tak beli yang rechargeable? Harganya mahal, lebih tebal, dirancang untuk lemari pakaian, tidak bisa setipis lampu belakang sepeda. Lebih murah yang berbaterai, dengan model manual cuma Rp10.000, berikut tempelan Velcro dan double tape yang meninggalkan bekas. Sedangkan model bersensor Rp30.000, dengan tempelan magnet. Kedua jenis lampu itu kalau cuma beli satu bakal rugi di ongkir.

Lampu tempel bersensor dengan magnet juga dia pasang di dinding logam kolong tempat galon. Supaya mirip kulkas, saat pintu dibuka akan menyala.

Di tempat kerja dia pernah menerapkannya pada loker logam di ruang kerjanya, lalu sejawatnya berkomentar sambil tertawa, “Ndeso!”

4 Comments

Zam Jumat 27 November 2020 ~ 19.04 Reply

alasan kenapa sesuatu perlu diotomasi:
1. menghemat waktu, misal menunggu proses yang lama
2. mendapatkan hasil yang konsisten
3. mengulang pekerjaan yang sama dan terus menerus

Pemilik Blog Minggu 29 November 2020 ~ 01.50 Reply

Dan bisa sambil melakukan hal lain. 😊

snydez Jumat 27 November 2020 ~ 08.37 Reply

over sensitif
di kamar pasang lampu bohlam bersensor gerak.
jangankan buka pintu, lewat 2 meter dari pintu aja, lampunya udah nyala.

tapi juga ga pintar
kalo sudah nyala, dan masih ada orang bergerak di sekitar lampu, lampunya padam dulu beberapa detik untuk nyala lagi kemudian

Pemilik Blog Jumat 27 November 2020 ~ 17.36 Reply

Memang akhirnya harus nunggu AI untuk sensor barang konsumen lebih murah. Sensor bel pintu gak bisa bedain kucing dan manusia. Iseng nyoba CCTV murah, cicak bergerak dekat dia juga direkam. Begitu juga tikus lewat. 🤣

Tinggalkan Balasan