Meski jumlah yang terparkir sedikit, motor mudah memenuhi ruang kalau pemiliknya asal taruh. Di sebuah jalan masuk kompleks di Bekasi, Jabar, pemilik motor merasa boleh memarkir semaunya. Pemarkir ngawur itu tak kenal usia maupun gender.
Jangankan mobil berpapasan, motor pun kerepotan ketika sedang berserobok dengan mobil karena bagian tepi jalan diisi motor parkir.
Di pelataran minimarket, kalau juru parkirnya lembek, motor akan menyebar sehingga mobil tak dapat parkir.
Selain soal adab pemotor, saya mencurigai hal lain: IMB. Di lingkungan saya ada saja warung dibangun tanpa IMB. Saya mengandaikan, dalam IMB pasti ada patokan sempadan dan sisa ruang — apalagi di jalan sempit tanpa trotoar.
Bisa saja ada pemilik warung yang memikirkan parkiran motor dan sepeda. Tapi jika tarif sewa kiosnya lebih mahal saya menduga para calon penyewa ogah. Bagi pedagang, masalah motor parkir itu bukan tanggung jawabnya.
2 Comments
Cocok diu ah jadi layanan drive-thru
Aha! Tapi layanan drive thru butuh cepat dan ruang antre motor ya 😊