Kalimat Diana, entah siapa dia, via WhatsApp ini santun. Setelah mengucap selamat sore lalu bertanya boleh atau tidak menawarkan KTA. Umumnya telemarketer langsung main jebret, tak menguak pintu komunikasi.
Ada juga yang via telepon. Dengan sopan saya tolak. Kalau dia memaksa, saya punya rekaman percakapan untuk saya bagikan ke teman.
Pernah sih ada yang gigih, perempuan, menawarkan KTA via telepon. Sudah saya bilang tidak, dia terus berjuang.
Karena sejak awal dia cuma menyebut KTA akhirnya saya menyanggupi, sehingga dia antusias. Saya bilang, “Oke saya ambil KTA itu.”
Saya lanjutkan, kalau cuma kredit tanpa angsuran apa salahnya.
Dia menyergah, “Kalau yang itu di akhirat, Pak!”