Lagi, merek jadul selain Purol. Sepatu Bata. Terbikin sejak 1894. Orang sekarang masih tahu jenama itu. Tentang Bata, benak saya langsung tergelincir ke tiga hal.
Pertama: waktu kecil saya membaca komik Petruk Gareng (mungkin karya Indri Soedono) ada hadiah untuk pemenang adu tinju, yaitu sepatu Bata. Setelah dibuka ternyata berisi sepatu kumal jebol dan sebatang batu Bata.
Kedua: dulu iklan Bata di TVRI ditutup dengan adegan closeup dua sepatu pria dan wanita berhadapan, dalam keadaan dipakai kaki, lalu sepatu wanita itu berjinjit. Iklan itu kalau muncul sekarang mungkin dianggap tak sopan.
Ketiga: saya sejak kecil tahu Bata itu jenama mondial karena sepatu bapak saya menarik perhatian pemilik sepatu Bata di Salatiga, “Ini Bata bikinan Eropa ya, Pak? Beli di mana?” Tapi yang membuat saya sekian lama yakin, padahal salah, nama Kalibata, Jaksel, muncul karena di sana (pernah) ada pabrik sepatu Bata.
Di Indonesia Bata hadir sebagai PMA sejak 1930-an, baru menjadi PMDN pada 1978. PT Sepatu Bata menjadi perusahaan terbuka lebih awal, pada 1982, dan menikmati kode empat huruf yang pas di bursa: BATA, sampai sekarang.
Sandal Bata yang ini bikinan Cina, diimpor oleh PT Sepatu Bata Tbk. Memang banyak produk Bata yang buatan luar negeri. Saya pernah melihat pantofel bagus di Bata PIM, Jaksel, rapi dan halus, tapi ketika saya pegang terlihat harganya sekitar Rp1,7 juta. Ternyata buatan Italia.
Iklan jadul Sepatu Bata pic.twitter.com/3p9i12VMBn
— Gambar Sejarah (@GambarSejarah) March 2, 2014
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
4 Comments
Masih ngalami pabrik sepatu Bata di sebelah TMP Kalibata sebelum jadi Kalibata City sekarang. Rimbun banyak pohon.
Selain pabrik ada juga toko yang sering sale. Dulu dikelilingi pohon karet.
Bata ini secara jenama asalnya dari mana, paman?
Ceko. Thomas Bata.