Kedua kotak dus teh celup ini bisa ditata vertikal, mengikuti desain grafis kemasan. Diletakkan tidur juga bisa sih.
Kotak yang kanan, Sariwangi, ternyata pada dasarnya untuk diletakkan mendatar. Arah buka tutup pun secara mendatar. Cuma kemasannya saja yang dibikin punya dua wajah, vertikal dan horizontal. Penataan berdiri hanya berlaku di supermarket dan minimarket.
Kalau saja kemasan Sariwangi mengikuti gaya Dilmah, yang dirancang berdiri, karena setelah sudut kotak dus dirobek akan menjadi lubang dispenser, tentu lebih sip.
Memang sih, kalau Sariwangi mau ikut gaya berdiri harus menambah biaya, setiap kantong teh celup harus diwadahi amplop seperti Twinings. Nah, soal amplop ini Tong Tji dan Sosro Heritage sudah lama melakukannya, tapi dus tetap didesain mendatar untuk ditidurkan — kecuali untuk Tong Tji lemon isi 15. Bagi saya, dus vertikal lebih hemat tempat, kecuali desain vertikal menceng gaya Lipton.
¬ Bukan posting berbayar maupun titipan
4 Comments
Di sebuah perjalanan ke negaranya Nikolaus Kopernikus, saya kaget melihat Dilmah dengan harga kisaran 20 ribu rupiah di swalayan. Karena kalap, saya memenuhi koper saya dengan Dilmah dan sampai rumah mendapat muka masam dari pemilik rumah :=))
Lha 🙈🙈🙈🙈🙈🙈🙈
mungkin karena “kelas pasar” si teh berbeda, paman. Dilmah ini dalah bayangan saya (termasuk Sosro Heritage) ini masuk kategori premium. maka kemasannya pun premium. misalnya nanti SariWangi bikin brand premium, kemungkinan akan menggunakan kemasan yang mirip.
Bisa jadi Zam 😊