Saya baru tahu ada minuman cap Tiga Orang dari Semarang. Belum tahu bagaimana rasanya. Lalu ada yang memberi tahu sebutannya Cong Yang. Ternyata itu kelanjutan Ajong — yang ini pun saya hanya dengar namanya dulu, dalam ungkapan Semarangan “ndoyong Ajong“. Artinya sempoyongan karena mabuk Ajong.
Saya belum paham kenapa bermerek tiga orang. Mungkin harus ganjil supaya seperti dewan juri sehingga saat pemungutan suara tanpa abstain takkan ada hasil seri.
Ada juga merek tiga pencuri, untuk anggur maupun minyak esensial atau minyak asiri. Sama-sama Three Thieves. Masing-masing punya kisah mengapa berjenama maling. Ada juga yang sonder “three”, cuma “thieves”, pokoknya malingnya banyak, lebih dari seorang.
Aneh juga, jadi maling kok bangga. Mengingat riwayat nama, tak mungkin mereka meniru koruptor Indonesia yang pakai rompi jingga, sebelumnya jaket putih, karena KPK hadir belakangan.
Koruptor Indonesia selalu cengengesan (sebelum wajib masker karena Covid-19) bahkan ada yang mengacungkan dua jari seolah menjadi johan dengan jari V, victory.
¬ Foto-foto selain Cong Yang: Three Thieves Wines dan Apothecary Shoppe
2 Comments
waw, kandungan alkoholnya hampir 20%.. tinggi juga..
Yang penting peredaran terkontrol. Yang minum juga terkontrol. Habis minum berlebihan gak boleh nyetir, polisi harus ngukur abab pengemudi tapi di Indonesia belum. Di Australia, kalo bawa bir hrs dalam bagasi.