Lumpia vietnam kiriman yang tiba siang ini enak, diwadahi kotak karton yang bagian dalamnya terlaminasi. Bagus, makin banyak pembuat dan penjual makanan memakainya.
Memang sih, harga kotak karton dengan laminasi yang aman bagi makanan itu lebih mahal dari Styrofoam. Teman saya, penyedia aneka masakan Jawa, pernah bilang, lebih murah pakai si gabus putih. Tentu saya tak mengajari bebankan saja kepada konsumen karena dia lebih paham bisnis. Apa pun bisa dia bisniskan.
Persoalan biaya
Harga kotak karton sekitar Rp1.400 per buah, tidak bisa beli eceran di lapak daring, minimum 50 buah. Ada juga yang menawarkan Rp800 per buah. Ada ragam pilihan. Bandingkan dengan Styrofoam yang jatuhnya bisa Rp250 per buah asalkan memesan 100 buah.
Kotak Styrofoam juga bisa dibeli secara eceran di kios plastik sekitar pasar. Bahwa di kali dekat warung banyak sampah Styrofoam tak terurai, penjual dan pembeli sama-sama yakin itu masalah dinas lingkungan untuk membereskan.
Bahan gabus putih, dengan tekstur garis, yang diklaim ramah lingkungan, juga ada. Berbahan dasar serat tebu, kotak gabus ini sayangnya tidak murah. Per buah Rp2.260, minimum pesan 100 kotak.
Niat walkot Bandung
Styrofoam memang merepotkan. Salah satu sumber sampah rumah tangga selama Covid-19 adalah aneka plastik bungkus paket dan makanan. Si gabus putih termasuk.
Ridwan Kamil saat menjadi wali kota Bandung tak dapat mengatasi. Sempat berniat melarangnamun batal. Entahlah setelah jadi gubernur Jawa Barat apakah bisa.
Apabila memungkinkan, pemesan makanan layanan antar dapat meminta makanan tanpa Styrofoam, terutama untuk penjual yang memasukkan bungkusan plastik berisi makanan ke dalam kotak gabus putih itu. Si kotak tetap bersih, dan akan lebih lekas menjadi sampah, karena pemesan di rumah memindahkan makanan ke piring — kecuali bagi orang kantoran dan indekos yang tak punya piring.
Kembali ke kotak karton, saya belum mencari tahu apakah SNI sudah mengaturnya. Untuk food grade, saya juga belum tahu siapa yang akan menilai, apakah BPOM termasuk. Kalau ada kotak makanan yang edible, bisa dimakan, pasti BPOM terlibat.
Menggarap kelas menengah yang sadar gaya
Lalu untuk siapa karton makanan? Kelas menengah, karena mereka punya pilihan dan bisa mengongkosi gaya hidup — termasuk gaya hidup ramah lingkungan, dari sedotan hingga tas kantong berbahan singkong.
*) Gambar komik dan infografik dari Lokadata.id
2 Comments
di Berlin ada kotak kertas gini, bentuknya tabung, digunakan untuk hidangan berkuah, paman..
Perlu dibahas di blog Matriphe!