Tentu, yang bekerja di tempat hiburan, apa pun sajian utamanya, bukan cuma penghibur misalnya saja pemandu karaoke.
Ada sekian pelaku pekerjaan di sana. Misalnya pramusaji, kasir, satpamwan, bartender, orang dapur termasuk tenaga cuci gelas piring, teknisi listrik, dan petugas kebersihan, baik yang orang dalam maupun alih daya (outsource).
Saya tak tahu berapa taksiran persentase petugas yang tak menghibur di sana. Tapi jika membaca berita demo pekerja tampat hiburan pekan ini — apalagi ditambahi “malam” — yang terbayang di benak banyak orang adalah perempuan penghibur.
Pramusaji dan kasir juga pulang pagi. Berjam-jam sejak malam mereka berada di ruang bising penuh asap rokok. Keluar dari ruang kerja dengan mata kering dan rambut serta baju berbau puntung.
2 Comments
jadi ingat berita soal Red District di Amsterdam dibuka kembali setelah pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan. para pekerja di tempat hiburan tersebut mengaku langsung penuh jadwalnya..
Dan isu kesehatan pun bertambah 🤭