Akhirnya saya cari manual. Ternyata memang tidak ada tombol untuk on/off sewa modem router Cisco DPC 3828 milik First Media. Rupanya produsen peranti enggan memasang fitur tersebut, bahkan lupa memasukkannya dalam perancangan produk. Produsen lebih yakin pada naluri konsumen: kalau nggak mau nyewa ya tinggal cabut alat, lalu singkirkan, lantas melego di lapak daring.
Begitulah, saya sekian tahun harus membayar biaya sewa set top box untuk televisi (Rp80.000 per bulan) dan modem router (Rp60.000). Dulu banget saya pasang wireless router sendiri, tersambung ke modem ISP, lalu beberapa tahun silam ISP memasang modem router. Ternyata harus menyewa. Saya menyadari saat memeriksa tagihan yang entah sudah berapa kalinya.
Saya hitung, Rp60.000 kali 12 bulan sudah bisa beli modem router. Kalau masih kurang ya menomboklah. Saya pernah komplain, lalu mereka kasih diskon beberapa bulan, kemudian kembali ke tarif sewa normal. Oh, serasa ikut leasing alat tapi tanpa tenor yang jelas — yang sopran, alto, dan bas juga tak terdengar.
Saya berbaik sangka, pasti ada alasan mulia dari ISP. Ketika saya tanyakan, apakah kalau saya memasang modem router sendiri tetap akan kena charge, jawabannya menyenangkan tetapi belum menenangkan. Kurang lebih: silakan saja, tapi kalau ada masalah kami ogah bantu.
Sejauh ini solusi setiap kali ada masalah adalah me-restart modem. Rp60.000 per bulan untuk dapat perintah restart yang belum tentu saban bulan terjadi. Sungguh luhur. Saya layak berterima kasih karena beroleh kesempatan belajar filosofi produk dan layanan bagi konsumen, suatu hal yang kurang saya pahami selamanya ini. Maklumlah saya tak paham bisnis modern.
Maka dalam kesempatan ini izinkanlah saya berterima kasih sekali lagi kepada First Media karena saya dapat belajar. Bukankah tak semua pelajaran dapat dipetik secara percuma*?
*) Dalam bahasa Indonesia lama, percuma juga berarti gratis, cuma-cuma. Coba Anda ingat lagu anak-anak jadul, “Naik Kereta Api” ciptaan Ibu Soed: bolehlah naik dengan percuma.
2 Comments
soal modem ini, menyebalkan. dulu saya pakai Indihome, modem ya mau tak mau harus sewa, karena kalo pun punya, akan tetap kena biaya. lagi pula, modemnya waktu itu belum tentu cocok dengan colokan kabelnya.
ngomong-omong soal FirstMedia, mertua ditawari untuk upgrade modem, karena alasannya untuk meningkatkan stabilitas, dan biar tidak sering mati internetnya. modemnya sama, merek Cisco itu. mereka bilang ada biaya tambahan yang akan dibayar sekali, untuk biaya upgrade. kalo pun mertua saya menolak, operator bisa saja beralasan “kan kami sudah menawarkan upgrade” jika ada masalah. repot juga. mau tak mau ya akhirnya upgrade. entah model apa itu modemnya nanti.
kalo di sini, modem biasanya beli sendiri. jadi modelnya bukan menyewa. kalo malas mencari modem ya bisa beli di operator.
Rupanya modus ISP begitu. Dapat tambahan duit dari menyewakan alat. Gak cukup jual koneksi.