Desainnya bagus. Modern. Minimalis. Arloji analog quartz Skmei ini saya beli pada 2017 seharga Rp90.000 termasuk ongkir saat arloji saya ketelingsut. Saat membeli saya sudah berpikir bahwa ini serupa membeli inkjet printer termurah, Rp350.000, tapi harga satu set tinta asli juga sekian.
Saat membeli arloji saya kagum dengan ekonomi manufaktur Cina. Harga baterai di toko jam sini setidaknya Rp100.000. Harga gelang jam juga sekian. Ora cucuk, kata wong Jawa. Lalu titik ora cucuk itu pun tiba setelah baterai habis.
Tadi pagi penjaja baterai lewat. Dia tawarkan dua pilihan baterai SR 626 SW, yang Rp75.000 atau Rp25.000. Saya memilih yang murah, akhirnya dia hargai Rp20.000 karena saya sekalian mengganti baterai CR 1220 untuk lampu helm. “Talinya nggak sekalian, Pak?” tanya Akang Baterai. Saya bilang tidak tanpa menanya harga.
Omong-omong soal produsen printer dan tinta, kadang saya ragu menyebut sektor mereka: perusahaan perlengkapan komputer atau kimia? Jangan-jangan pendapatan terbesar justru dari supplies bernama tinta.
4 Comments
Jadi lebih baik beli jam yang mahal atau murah kak? saya pernah beli jam harga 100rb waktu masih SMA (2015). Seminggu dipakai udah rusak. Lalu dibenerin gak bisa. Yasudah……….
Soal selera dan kantong.
Yang penting sih menghargai waktu terutama ketika menyangkut pihak lain 😊
wah, paman pake SKMEI juga.. soal baterai ini, saya sering dapat tawaran dari tukang jam, yang murah biasanya dari cina, kalo yang mahal dari jepang.. 😆
soal tinta printer, salah satu hal yang patut dipertimbangkan saat membeli printer: kemudahan dan harga tintanya.. 😆
Selain Skmei, jam kodian di kali lima juga murah. Nggak tahu saya margin produsen dan distributor berapa