Siang tadi ketika membersihkan gudang saya temukan gulungan kertas foto dengan gambar bunga dan asbak. Itu hasil jepretan BlackBerry (BB) 9700, antara 2011-2012, di beranda pengasapan Hotel Ayana Midplaza (dulu namanya apa ya?), Jakpus. Dulu saya berencana membingkai tapi tertunda. Kini si kertas sudah lengket lembap, dalam gulungan yang sulit direntang.
Oh, BB. Usianya pendek karena tergilas Android. Sebelumnya, ketika menghadapi iPhone dia masih pede. Beda pasar, beda harga, beda kemampuan, beda penggemar.
Saya kenal BB pertama pada 2007, dipinjami teman yang memakai perangkat lawas dengan layanan enterprise. Sebelumnya yang menghasut saya punya BB adalah almarhum Pakde Totot Indrarto saat melihat saya masih pakai Sony Ericsson Symbian.
BB pertama saya adalah seri 8300, ditraktir oleh kawan-kawan, berikut biaya abonemen Rp300.000 per bulan, barang dikirim dari sebuah kantor telko di Kuningan, Jaksel, 2008. Sedangkan BB kedua juga gratis, hadiah dari seorang ibu yang perusahaannya ikut menangani komunikasi si jenama, 2011.
Adapun smartphone pertama saya, tapi tidak smart, begitu juga saya sampai sekarang, adalah Ericsson R380 dengan OS Epoc. Cuma membengkakkan tagihan pascabayar.