↻ Lama baca < 1 menit ↬

“Ini meja Pak Antyo?” tanya pramusaji itu. Saya mengiyakan.

“Ada kejutan untuk Bapak. Tapi si pemberi nggak mau disebut namanya,” katanya seraya meletakkan sepiring pangsit goreng berisi sepuluh.

Saya dan istri saya pun bingung. Saya pun berdiri menebar pandangan namun tak mendapati tersangka.

Saya pikir cepat nian pesanan datang, padahal putri saya sedang mengantre kasir.

Akhirnya pentraktir misterius itu bersama istrinya menampakkan diri dari luar pagar kayu kedai. Meja kami memepet pagar.

Suwun, Kang.