↻ Lama baca < 1 menit ↬

Roti Djoko, roti Djoko. Demikian loudspeaker mobil penjaja roti ini bersuara, tanpa berteriak, menyusuri lorong kampung dan kompleks.

Merek Djoko sungguh percaya diri. Terasa lokal. Tidak terlalu Barat seperti umumnya jenama roti. Merek ini saya duga sudah hadir tahun 1980-an, atau mungkin sebelumnya.

Saya lupa apakah ketika 1995 pemerintah mewajibkan pengindonesian nama bisnis, Djoko mengganti “bakery” menjadi “roti”.

Satu lagi yang membuat saya terkesan: penggunaan kata “kwalitet”. Terasa arkais.

Oh, masih ada lagi. Djoko juga mencantumkan nama resmi kompleks pertokoan dalam alamat: Pondok Gede Asri. Kompleks itu adalah patungan Primkopau dan sebuah perusahaan swasta. Di sana pula pernah berisi rumah besar, milik Meneer Hooymans, yang menjadi asal muasal nama Pondokgede.

Dalam perjalanan waktu masyarakat menyebutnya Pondokgede Plaza dan Pondokgede Mall. Nama resmi tak melekat dalam benak khalayak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *