Awal hari sebelum mentari memanggang Tanahabang saya melewati jembatan Kali Cideng (benarkah ini namanya?). Dikepung bau apek kali dan aroma busuk entah apa terlihat seekor kucing mengamati gegas jalanan pagi hari. Apakah dia kucing liar? Tapi kok seperti kucing rumahan.
OOT: Tampaknya sudah saatnya DKI mewajibkan (mungkin pernah) kalung untuk kucing dan anjing piaraan. Tanpa kalung, dan tak membayar pajak, berarti satwa liar — tapi entahlah harus diapakan, kalau dibunuh kok kasihan mereka; mungkin perlu mengundang Donal Bebek penangkap satwa liar.
Waktu saya masih bocah di Salatiga, Jawa Tengah, anjing saya sempat berkalung pelat logam (seng) setelah ibu saya membayar pajak ke pemkot (kotapraja, kata orang waktu itu). Tapi setelah itu tak ada perpanjangan pening (pè-neng, plombir) anjing.