Lagi-lagi temuan di gudang. Karet ban dari replika bajaj dari kayu ini sudah aus. Saya lupa dari mana memperolehnya, yang pasti sudah lebih dari tujuh tahun. Kelak ketika angkutan bermesin dengan tiga roda ini punah, replikanya di tangan banyak orang akan merawat sejarah.
Si roda tiga bermesin ini disebut bajaj (dengan “b” kecil). Kalau Bajaj? Itu jenama sepeda motor dari India. Jakarta kadung menyebutnya bajaj, padahal saat kemunculannya dulu skuter Bajaj juga ada. Saya belum memperoleh info bagaimana Eddy Tansil, si perakit bajaj mula pertama, dulu menamai si roda tiga yang berisik ini.
Tentang roda tiga selain becak, bemo, helicak, dan entah apa lagi, di Jakarta awal 90-an sempat muncul anglingdarma. Bukan nama seorang raja melainkan akronim “angkutan lingkungan dan masyarakat”.