Sudah pukul setengah delapan malam. Hujan sejak sore masih menyisakan gerimis tipis. Akang Le Barbier de Asgar* duduk di atas kursi cukur, menikmati koran (saya melihatnya membaca tetap dari kejauhan sejak 20 menit sebelumnya).
Hmmm… makin jarang orang membaca koran cetak, edisi pagi pula, sementara koran sore pun sudah tak dikenal lagi (padahal masih terbit). Untuk pengganti bete, sudah beberapa tahun ponsel sudah menjadi obat mustajab karena berita pun ada dalam ponsel.
Malam itu kiosnya masih buka, potongan hasil pemangkasan rambut belum dia sapu, padahal angkot datang dari Cililitan tinggal satu-dua lagi. Malam kian sepi. Ongkos cukur kepala di sana Rp8.000. Cukur jenggot Rp3.000.
*) Asli Garut