↻ Lama baca < 1 menit ↬

Ketika berbahasa Inggris kita bisa taat asas, lalu jadilah “narcissist” yang mestinya diindonesiakan sebagai “narsisis”. Tapi ketika berbahasa Indonesia, kita lebih suka memakai “narsis”; bahkan media sekelas Koran Tempo pun memakai kata itu. Mungkin editornya mengikuti sejumlah narablog yang lebih gemar merujuk The Free Dictionary — kalau di sana ada berarti benar. :D

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *