Yang akan hilang dari pasar tampaknya kemasan “refill”, karena penggantinya mulai masuk. Disebut “refill” karena memang pada kemasannya tertulis begitu, sehingga warung dan konsumennya pun menggunakan bahasa yang sama. Rokok Dji Sam Soe Super Premium ini muncul sekitar enam tahun lalu, dalam kemasan kotak plastik keras hitam. Tetapi dalam perjalanannya, konsumen lebih memilih kemasan “refill” tanpa memedulikan wadah pengisinya. Padahal kemasan “refill” dari karton tipis itu jelek, karena setelah dibuka tak bisa tertutup rapat. Mungkin karena pertimbangan itu lantas produsennya meniadakan “refill”, yang berarti juga meniadakan kotak keras dengan pegas tipis dari logam.
Pada abad lalu, beberapa produsen rokok kretek memiliki kemasan khusus. Misalnya Djarum isi sepuluh batang dalam kotak kaleng pipih. Bentoel, Gudang Garam, dan Wismilik memiliki kemasan dalam kaleng bundar. Pada 2008 Dji Sam Soe entah seri apa juga memproduksi kemasan kaleng pipih bergambar peta Indonesia, tapi tak sampai setahun sudah hilang dari pasar. Tak lama kemudian Marlboro nonkretek juga membuat kemasan khusus dalam kotak kaleng.
Rokok memang jahanam, tetapi dalam industri ini terdapat banyak kekayaan desain. Bersyukurlah para pemilik artefaknya kelak ketika rokok sudah punah dari peradaban.
3 Comments
Aku punya kotak kaleng 234 warna emas seri 99 Tahun Citarass Legendaris. Masih kusimpan, indah mengilat. Dan dengan kurang ajarnya, selama enam bulan terakhir, kufungsikan sebagai portable ashtray hehehehe
Teganya, teganya, teganya 🎶 🙈