Anda sudah buka blog empatlimabelas.blogspot.com? Jika Anda telemarketer mungkin tersinggung dan jengkel.
Kenapa? Nomor yang Anda pakai untuk mengirim SMS, maupun nomor penerima respon yang Anda tulis di dalamnya, sudah mulai diumumkan di sana.
“Keterlaluan, mengganggu orang cari makan. Kami kan pakai permisi dan minta maaf,” begitu mungkin keluh seorang telemarketer yang nomor telepon, dan percakapannya, disalin ke dalam blog.
Bagi kalangan yang selama ini menjadi sasaran telemarketer, bisa saja kekesalannya sudah membengkak. Harus disalurkan. Harus diumumkan. Silakan cari nafkah tapi jangan mengganggu khalayak.
Saya tak tahu apakah pengumuman nomor telepon, khususnya ponsel, termasuk pelanggaran privasi –– apapun alasannya.
Di sisi lain, Januari lalu Bank Indonesia sudah mengumumkan akan menegur bank yang melakukan spamming SMS berisi tawaran kredit tanpa agunan.
Tapi nanti dulu. Pengaduan bukan soal mudah jika SMS yang sering mengganggu Anda tak menyebutkan nama bank secara spesifik.
Sejauh ini belum ada lembaga keuangan yang bernama Bank Asing Plc., bukan? Juga belum ada PT Bank Swasta Nasional Tbk. maupun PT Bank BUMN Tbk.
Karena merasa kurang terlindungi, konsumenlah yang kemudian memanfaatkan internet untuk melakukan pembalasan. Mengumumkan nomor telemarketer, terlepas dari mereka itu orang bank atau hanya tenaga sewaan.
Kalau istilah “pembalasan” dirasa kurang sopan, masih ada penyebutan lain, misalnya “pengawasan”. Adapun istilah yang lucu mungkin “ngerjain”.
Tapi nanti dulu. Nomor agen bisa langsung diganti begitu diumumkan. Maklumlah kartu perdana itu gampang didapat, dan ponsel juga semakin murah. Artinya pertarungan takkan lekas selesai.
Jika pertarungannya lama, maka data nasional seperti yang dicita-citakan pembuat blog akan semakin menggembung.
* ) Dimuat dalam Kolom Paman Tyo, detikinet Senin 7 Februari 2011
Yah, masyarakat punya cara sendiri untuk mengontrol anggotanya. Internet adalah saluran utama. Kenapa? Murah, berjangkauan luas, dan terarsipkan. Syukur jika mudah terendus mesin pencari.
Sungguh sebuah latihan yang bagus untuk mendewasakan masyarakat.