Bagi saya kalimat dalam iklan ini bukan masalah. “Damn! I love Indonesia,” kata VJ Daniel (da-ni-el, bukan da-nil) mewakili Nokia. Bagus itu. Bahasa iklan memang menggunakan idiom yang hidup dalam kelompok masyarakat tertentu. Sayang, kalangan puritan yang sok nasionalis kadang bingung membedakan kapan dan di mana harus berbahasa dengan baik lagi benar, dan pula kapan tak sebaku itu. Tapi ketika harus berbahasa Indonesia secara tepat dan efektif, tuturan mereka malah menabrak kaidah. Orang Indonesia modern yang saya bayangkan adalah yang bahasa Inggrisnya bagus dan bahasa Indonesianya bagus. Harus keduanya sekaligus, bukan memilih salah satu. Sayang, saya belum modern. Padahal ingin.
Damn! I Luv….
▒ Lama baca < 1 menit