DO-IT-YOURSELF VERSUS WAKTU DAN MURAHNYA ONGKOS TUKANG.
Sekolah dan kamus menyebutnya “prakarya”. Kesan saya, kata itu berarti sesuatu yang belum dibuat, masih berupa rancangan. Hasta karya atau pekerjaan tangan mungkin lebih cocok. Ah peduli amat dengan istilah. Lebih penting ini: apakah Anda masih sempat mengerjakan itu?
Tentu Andalah yang menjawab dan bercerita panjang. Mungkin di blog masing-masing. Saya hanya melengkapi cerita Anda.
Pertama: sejauh saya tahu, di Indonesia belum banyak (atau belum ada?) situs tentang do-it-yourself yang kolaboratif. Di negeri maju, yang tentu berteknologi maju, dan tingkat kemakmuran warganya memungkinkan membeli produk jadi, yang namanya DIY itu masih hidup.
Kedua: tak sedikit pria yang gemar berbelanja perkakas. Apakah alat-alat itu terpakai, terutama oleh si pembeli? Hehehehe, ongkos tukang relatif murah, lebih baik untuk soal-soal kecil kita memanggil siapa saja yang kita anggap tukang. Misalnya membetulkan letak genting yang melorot dan memperbaiki pagar.
Boleh jadi DIY itu melelahkan, tidak praktis, dan menghabiskan waktu. Bisa saja mengasyikkan tetapi jatuhnya lebih mahal. Niat hati membuat rak sendiri, tetapi koktil buatan istri, sebagai pelengkap makan siang khusus yang juga olahan istri, menjadikan pekerjaan tangan domestik itu mahal (sekaligus mesra). Kalau sama-sama buang duit, mendingan jajan dan jalan-jalan di mal. Atau, mumpung lagi santai ya buat online saja — terutama ber-Facebook-ria.
Padahal niat iseng itu, sepanjang tak mengganggu orang lain, kalau dituruti juga menyenangkan. Minimal mengasyikkan bagi pelakunya. Misalnya ya dalam berhasta karya itu.
Maka saringan ventilasi kompor minyak bisa menjadi kap lampu untuk menerangi warung wedangan Wetiga. Corong plastik yang biasanya untuk menuang cairan juga bisa dipakai untuk kap lampu warung.
Kertas foto dapat dicetak tulisan apa saja, cukup memanfaatkan inkjet printer, dan jadilah kap lampu yang menempel di plafon.
Masih kurang? Silinder plastik bening, bekas wadah CD kosong, juga bisa dipakai untuk membuat lampu meja.
Nggak mahal. Gampang dilakukan. Tanpa perkakas rumit. Tapi kata orang, kreativitas itu mahal. Tepatnya: ide itu mahal. Lantas yang murah, bahkan gratis, apa dong? Cuma berkomentar, “Kalo cuma gitu saya juga bisa. Udah lama sih kepikirnya. Cuma males aja bikinnnya.” :D
One Comment