↻ Lama baca < 1 menit ↬

Saya ndak tahu apakah pemuatan cerita lama Ali Topan Anak Jalanan ini di Kompas masih menarik. Tapi untuk sekadar mengintip potret sosial Jakarta 30 tahun lalu mungkin masih bisa. Serial versi novel ini, setahu saya, adalah kelanjutan cerita per episode yang muncul di majalah Stop tahun 71-73. Ilustrasi di majalah, juga oleh Jan Mintaraga, mencitrakan remaja (atau pemuda?) urban saat itu: ada latar kelas menengah, papi-mami yang (kalau saya tak salah ingat) kadang omong Belanda, nama keindo-indoan yang mengingatkan saya pada fotografi (Agfa Gavaert). Salah satu episode versi majalah menceritakan pro-kontra “cerita setensilan”. Dari Ali Topan orang-orang “daerah” mengenal bahasa prokem Jakarta.

ali topan, anak jalanan jadi wartawan

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *