KADANG KITA PERLU MENGASINGKAN DIRI? :D
Sehari saya bisa baca lebih dari satu koran. Bahkan sampai ke iklan kecil-kecil itu. Tapi yang sering terjadi, semua berita saya baca sesempatnya, seperlunya, sekilas saja. Yang lebih sering lagi: tidak baca sama sekali.
Lantas bagaimana dengan informasi? Tentu saya tertinggal. Ahad ini saja saya baru membaca setumpuk koran dari edisi Rabu 21 Mei. Mungkin blogger paling kampungan itu saya. Sudah bacanya telat, beberapa edisi pula, padahal masih bermukim di Pondokgede, cuma di pinggirnya Jakarta.
Oh, ada berita online kan? Kadang juga tak saya baca. Ada saat ketika saya jenuh dengan hard news, dan sungguh naif kadang saya bahagia dengan ketidaktahuan sesaat itu. Sudah begitu TV pun jarang saya tonton.
Saya sendiri tak tahu kenapa bisa begitu. Bahkan ponsel dan alat sejenis yang bisa menjangkau informasi dan menjaga silaturahmi pun kadang saya matikan untuk sementara waktu.
Maka bisa terjadi, ketika ponsel saya nyalakan, bertumpuklah SMS dan panggilan tak terjawab. Penghematan? Entah. Dulu ketika pulsa dibayari pun saya punya penyakit menyebalkan ini.
Tapi, jangan-jangan itu bukan hanya saya. Anda pun barangkali serupa saya. Ada saat rakus koran, padahal tak ada berita penting. Ada saat membiarkan komputer menyala seharian (sungguh tak ramah lingkungan!). Ada saat lima hari nonstop ponsel on terus. Dan ada pula saat ketika tiba-tiba Anda ingin tak terjangkau.
Padahal ketika sarana mengakses informasi belum saya miliki, saya ingin selalu updated, well informed... Tanpa itu semua saya merasa tinggal sendirian di hutan belantara sebagai Tarzan (tanpa Jane). Tapi ketika semuanya ada, saya tak memanfaatkan. Ini seperti menginap di sebuah hotel bagus di sebuah negeri, dengan setumpuk majalah bagus gratis di kamar, tapi kita abaikan — bahkan TV pun tak kita nyalakan.
Begitukah? Bagilah pengalaman Anda. :)