↻ Lama baca < 1 menit ↬

KARENA KIKUK DAN MATI AKAL.

gembok celana dalam panti pijat

Saya pikir heboh tak penting soal gembok itu akan cepat berlalu, cuma dianggap guyon. Bermula dari ide sok jenial juragan panti pijat yang meniru badhong dalam tradisi Jawa, lantas ada gelagat negara ingin mengadopsi. Kemarin sore Pro3 RRI juga membahasnya.

Anda pernah melihat anjing diberangus agar tak menggigit sembarangan? Itu adalah sebuah cara yang penuh keapabolehbuatan karena si sato kewan sulit diatur.

Kalau negara, melalui lembaga di tingkat provinsi, ingin melakukan penggembokan, maka itu sama saja dengan pawang dan pemilik anjing yang memasang berangus. Menerapkan kontrol fisik sambil berharap semuanya akan sesuai teori.

Tahap berikutnya, bukan tidak mungkin, adalah cincin pencekik batang lelaki. Jika ada geliat kasih tabik maka alarm berbunyi hingga terdengar sampai trotoar.

Baiklah, memang ada panti pijat yang tak hanya mengusir lelah melainkan justru sebaliknya, yaitu menghasilkan penat dengan segala damage cost-nya.

Kalau masalahnya adalah mati akal, maka negara sebaliknya mewajibkan panti pijat memakai bilik-bilik kaca tembus pandang dengan pencahayaan terang. Konyol tapi (mungkin) lebih efektif daripada memasang tulisan “dilarang berbuat asusila”.

Belasan tahun lalu pemerintah DKI pernah gebyah uyah menutup (sementara) panti pijat. Akibatnya, panti pijat betulan, untuk keluarga, juga harus tutup. Kalau saya tak salah ingat, Bondan Winarno pun sampai menulis protes di surat pembaca koran.

Lantas? Biarkan panti pijat yang menata diri. Mereka yang bersih dan sehat toh tetap dikenal reputasinya, bahkan mestinya boleh hadir di permukiman, dan memasang tanda khusus dari asosiasi konsumen pijat (kalau ada) dan asosiasi pijat betulan.

Nah, panti pijat tanpa tanda itu, biar disimpulkan lain. Mau namanya terapi kesehatan, mau mengaku spa untuk pria, silakan saja.

Akar persoalan adalah kekikukan negara dalam menempatkan prostitusi. Antara menenggang dan melarang (sesuai hukum), bergantung pada tawar-menawar dengan masyarakat serta laskar akhlak.

© Gambar anjing: fordogtrainers.com. Thong: painfulpleasures.com. Gembok: wesecure.com & wpclipart.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *