↻ Lama baca < 1 menit ↬

… termasuk dari sebagian kalangan yang mengharapkan dia lekas meninggal agar urusan tak melebar ke mana-mana, “Ah sudahlah. Jangan membicarakan keburukan orang yang meninggal.” *

Ada saja luka dalam sejarah, apalagi jika menyangkut tokoh. Ketika buku sejarah masih kita pegang untuk kita tulisi bersama, persoalan yang tampaknya sederhana tetap saja rumit karena menyangkut rasa. “Melupakan” dan “memaafkan” adalah dua hal yang berbeda tapi bertolak dari niat yang sepintas sama: membuka ranah kehidupan bersama yang lebih baik.**

Resep untuk obat Soekarno (dia mengidap darah tinggi dan batu ginjal) tak pernah diurus oleh seorang dokter militer. Bahkan untuk menambal gigi bolong pun Soekarno dan dokter giginya tak leluasa… Menurut Rachmawati Sukarnoputri […] urine ayahnya dulu diperiksa di laboratorium Fakultas Kedokteran Hewan IPB. Apakah sedarurat itu kondisinya? ***

Ah, sudahlah. Begitu mungkin kata sebagian orang. Biarkan semuanya menggantung, dan setelah Kehendak Alam memanggilnya maka orang akan rikuh membahas keburukan almarhum. ****

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *