↻ Lama baca < 1 menit ↬

SENI MERAYU DAN MEYAKINKAN.

iklan tupperware

Iklan Tupperware untuk menjaring anggota pemasar baru itu bagus. Sederhana, mengundang, sekaligus sugestif. Asas manfaat langsung dikedepankan: punya uang sendiri, tak perlu nggandul suami.

Mungkin edisi mendatang iklannya lebih berani. Masih bergaya testimoni entah dari siapa, tapi modelnya adalah pria berbaju kasual di depan SUV. Tajuknya bisa saja, “Merdeka dan santai karena istri tercinta.”

Penjelasannya, “Tanpa dukungan istri di Tupperware, mana cukup gaji saya untuk menyekolahkan anak dan gonta-ganti mobil. Juga untuk beli buku, CD, wine, piringan hitam, cerutu, modifikasi mobil, spa seminggu sekali, dan sesekali dugem sampai pagi…” :D

Kalau ada suami jengkel membaca iklan itu, karena merasa jatuh gengsi, berarti dia pemegang mitos lama lelaki sebagai “pemenang roti”. Kalau ada istri sebal terhadap iklan itu, sambil menggerutu, “Busyet, gue nyari duit buat manjain laki?” berarti konsep iklannya yang salah. Lelakinya sih nggak salah. :P

Saya belum tahu berapa banyak putaran uang bisnis pemasaran semacam Tupperware ini. Juga belum tahu berapa jumlah minimal yang ditangani seorang anggota pemasarnya. Kalau jumlah maksimal sih, kayaknya pernah diiming-imingkan — khas bisnis pemasaran berkeanggotaan, apa pun benderanya (termasuk pialang properti).

Nah iklan yang ini bicara bisnis tanpa terlalu kelihatan berbisnis. Ibarat bank menawarkan kemudahan bagi konsumennya, antara lain melalui mobile banking, tanpa kata “transaksi”,”bisnis”, “investasi”, maupun “keuntungan”, padahal layanan tersebut bisa dipakai untuk bisnis valas dan kertas berharga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *