Membiarkan Diri Jadi Kelinci

▒ Lama baca < 1 menit

TAKTIK BARU ILMU LAMA: MEMPERDAYAI KONSUMEN.

Saya bukan penggemar ragam layanan operator. Tapi ketika mendengar sejumlah keluhan, termasuk dulu dari anak saya, maka saya pun tergoda dan tergoda.

Tempo hari saya coba nada sambung pribadi (NSP) atau ring back tone. Dalam sekejap beres — padahal saya tak tahu lagunya, karena asal pencet kode saja. Kata orang lagunya bagus. Syukurlah.

Beberapa hari lalu masa pakai NSP itu habis. Saya pikir kalau tanpa reply berarti dianggap tidak memperpanjang. Yah, SMS pengingat dari content provider (yang merangkap aggregator) kan meminta balasan SMS dari konsumen kalau ingin memperpanjang.

tipuan NSP

Yang terjadi dua hari kemudian ternyata automatic rollover. Tanpa balasan berarti memperpanjang NSP dan siap kena tambahan dalam tagihan bulanan. Bagi penyedia isi, no news is good news. Tanpa kabar berarti oke plekethe — boleh dan rela diporoti.

tipuan NSP

Saya coba kirim SMS unreg. Ternyata gagal. Celakanya saya tak mendapatkan menu untuk unreg via SMS. Kalau via telepon dan web kayaknya bisa (artinya mengkhianati semangat kepraktisan), tapi belum saya coba.

Lain halnya dengan layanan backup data pribadi. Setelah masa pakai habis saya menerima SMS pengingat dan seterusnya, sehingga saya mendapatkan menu untuk menyetop pelangganan. Ini lebih sopan. Tidak main todong dan cengklong dengan mempersulit penghentian pelangganan fitur.

bekup data telkomsel

Moral cerita: salah sendiri kenapa iseng.

Moral lain: ginian sih nggak seberapa dibanding kena sadap tapi operator berbeli-belit ingin menghindar dari tanggung jawab.

Bonus:
+ Kuesioner aneh untuk mudik gratis

Tinggalkan Balasan