Mudiknya Warga (Asli) Jakarta

▒ Lama baca < 1 menit

PERGI KE KOTA — TEPATNYA: PANTAI.

mudik ke ancol

Didats tidak pulkam, melainkan pulkot, meninggalkan Bali. Lebaran tahun lalu Pakde Paman Uwak Uncle Totot juga nggak ke mana-mana. Sebagai orang Jakarta dia nggak pulang ke “daerah”.

Daerah? Artinya seberangnya “pusat”. Daerah dan pusat adalah istilah yang satu paket dalam perbincangan politik pemerintahan selain “Jawa” dan “luar Jawa”. Sebuah perbincangan tentang ketimpangan dan kepentingan ekonomis maupun politis.

Bagaimana dengan “pulang kampung”? Teman saya di Jakarta yang arek Suroboyo secara tegas bilang “pulang ke Surabaya”. Alasannya: Surabaya itu kota, bukan kampung.

Kalau “mudik”? Haha, inilah perkembangan bahasa. Dari kata benda “udik” yang berarti hulu sungai jadilah kata kerja “mudik”.

Umumnya hulu sungai berada di pedalaman, bukan di pesisir (hilir). Maka udik juga berarti pedalaman atau kampung di pedalaman.

Sebutan “orang udik” bisa berkonotasi negatif, untuk melecehkan ketertinggalan. Tak soal udiknya itu di lereng gunung atau di tepi tambak yang penuh nyamuk (pesisir).

Adapun kampung akhirnya diserap oleh bahasa Inggris menjadi “kampong” dan tetap “kampung“. Tapi jika kita bicara “kampung improvement project” maka yang dimaksud adalah penataan ulang untuk permukiman padat tak berdesain di perkotaan Indonesia — bukan di pedesaan.

Jadi, kalau ada warga Kota Bandung yang berlebaran di rumah orangtuanya di sebuah gang di Kebonkacang, Jakarta Pusat, 500 meter dari pagar terluar Plaza Indonesia, dia juga “pulang kampung”.

mudik ke ancolTak apa. Inilah bahasa. Arti sejumlah kata selalu berkembang. Maka jangan salahkan pengelola Taman Impian Jaya Ancol jika mereka punya gawe untuk warga Jakarta: Mudik ke Ancol!

Lupakanlah bahwa Ancol itu di pantai, di hilir. Dan “menghilir” berarti menuju kota. “Mudik” lebih pas, apa lagi saat Lebaran. Meninggalkan rumah untuk berlibur Lebaran adalah “mudik” — termasuk mengungsi ke hotel-hotel Jakarta. Dalam kasus Ancol “mudik” juga lebih meledek — dan lucu.

Selamat berlebaran wahai warga Jakarta!

Tinggalkan Balasan