PRIMITIF TAPI PERLU: MENGANDALKAN ANGGOTA BADAN.
Ajaib! Dia menggunakan mulutnya untuk bekerja, menemani tangannya. Dalam sekejap bidang itu terkuak penuh. Melebar. Basah. Tak ada sisi lengket yang saling menempel.
Mulut menggigit ujung kiri atas, tangan kiri memegang sudut kanan atas, tangan kanan mengupas lembar plastik pelindung. Lantas tangan kanan meraih penyemprot. Cesss… cesss…. dalam sekejap lembar berkilau yang mampu menangkis 40 persen cahaya matahari itu sudah menempel di kaca. Bahwa di luar gedung akan bertambah panas oleh pantulan kaca, itu cerita untuk lain kali.
Kemarin kantor saya memasang film kaca. Saya pikir akan makan waktu lama. Saya pernah kerepotan menempelkan stiker sandblast. Butuh bantuan seseorang agar tempelan rapi. Bahkan butuh bantuan dua orang ketika menempelkan sandblast yang sudah dilubangi oleh mesin potong sesuai gambar vektor.
Saya takjub. Tapi bagi dia itu soal biasa. Menempelkan film di kaca mobil lebih repot. Bidangnya melengkung, ruangnya sempit. Kadang semua pintu harus tertutup pula.
Mulutmu harimaumu, kata pepatah. Tapi mulut, secara primitif, juga masih bisa untuk bekerja. Ketika tangan sibuk, begitu pula kaki, maka bolpen pun bisa digigit.
Bersyukurlah orang yang masih mampu menggunakan seluruh anggota badannya untuk bekerja — sepanjang tak berbahaya, termasuk tak membayakan kesehatan dan keselamatan…
Kebisaan yang primitif — meskipun istilah ini bisa berkonotasi menghina — patulah kita syukuri. Ketika kita tak mampu lagi melakukannya, padahal masih ingin ini dan itu, maka yang ada adalah sesal; kecuali kita tabah dan optimistis.
Itulah sebabnya untuk satu hal saya angkat topi untuk seorang penguasaha besar trah Cendana. Untuk pekerjaan tertentu di pabrik gelasnya dia pernah menyediakan lowongan bagi orang yang memiliki keterbatasan anggota badan.
Tentu, keterbatasan fisik bukan hambatan untuk berkarya. Seorang wanita penulis Malang, yang sejak usia 10 berada di kursi roda, mengantarkan penjelajahan kehidupan melalui karyanya. Contoh lain: dalam keterbatasan fisiknya Stephen Hawking mengantarkan kita kepada penjelajahan kosmologis.
Akal budi manusia akan mengatasi keterbatasan, termasuk di dalamnya adalah keterbatasan yang menelikung manusia lain. Teknologi, sebagai perpanjangan anggota badan dan indera kita, terus berkembang.
Bagaimana dengan pemain kuda lumping yang diiklankan oleh Teh Botol Sosro? Sayang, keterampilan macam ini tak dapat dilakukan semua orang. Taruh kata ada manual PDF, belum tentu semua orang lulus. Lagi pula itu kan sekadar atraksi, karena masih ada alat yang lebih pantas dan aman untuk memecah beling.