↻ Lama baca 2 menit ↬

DELMAN DI MONAS ITU PULANG KE TAMAN YANG LAIN.

taman di pinggir jalan tol

taman di tepi jalan tolAkhirnya saya masuki tempat itu. Selama ini saya hanya melihatnya dari jalan, saat belok kiri di jalur bawah maupun dari jalan layang di atasnya. Saya ingat tahun lalu masih ada pos polisi di situ.

Bukan, tempat itu bukan tempat rahasia. Berupa taman di lahan milik Departemen Pekerjaan Umum yang agaknya dikelola oleh DKI. Dari jalan tampak. Dari beberapa gedung tinggi juga terlihat.

Apa istimewanya? Tidak ada. Apa anehnya? Semuanya normal saja. Tumbuhan bisa hidup. Kolamnya mungkin berikan. Jalur pedestrian mengular melintasi taman, kadang berpotongan. Lima kali putaran lumayan menyehatkan. Ada pelataran untuk memarkir mobil.

taman di tepi jalan tol

Tapi sejauh saya tahu, pagi sebelum kerja tempat itu tak ramai. Tak sampai belasan orang yang memanfaatkan untuk berolahraga. Mereka warga sekitar, yang masuk lewat celah belakang, bukan dari pintu utama. Entahkah kalau siang atau sore pada hari libur. Tampaknya cocok juga untuk bermain layang-layang.

kandang kuda di jakartaTanaman, termasuk rumput, saat kemarau ini masih terawat. Kurang apa coba? Pagi melintasi taman tanpa masker akan terasa polutan menyeruak ke paru-paru. Taman itu, dari arah Semanggi, terbidang di sisi kiri simpang susun Tomang, Jakarta Barat, yang padat mobil, termasuk truk berat.

delman jakartaTaman yang sepi di tengah keramaian. Ketika saya menyusuri sudut belakang, melintasi balok titian, keluar dari taman, saya menemukan sebuah lahan sempit memanjang di pinggir kali berbau busuk. Ada kehidupan di sana.

Bukan kehidupan ingar bingar, karena hanya ada satu gubuk untuk manusia.

Selebihnya adalah jejeran belasan kandang kuda sekadarnya, lengkap dengan penghuninya, dan sejumlah delman hias pengisi Monas, Jakarta Pusat, sekitar sepuluh kilometer dari sana. Gubuk itu untuk pekatik (Jawa: perawat dan penjaga kuda).

O, jadi di situ rupanya delman mangkal selain di kolong jalan layang penghubung Kemanggisan dan Tanjungduren. Saya tak tahu apakah delman Monas dari sekitar Hek dan Pasar Rebo, Jakarta Timur, masih beroperasi.

persembunyian delman dan kuda di jakarta

Tentu delman dan kuda tak pergi-pulang melalui taman. Mereka punya jalan sendiri, selewat Build-a-Bike (United) dan markas Golkar di Slipi.

Pagi hari di situ, tanah lembab sisa malam di bawah pohon pisang sudah diisi tahi kuda yang hangat (kayaknya sih). Saya merasa ini bukan di Jakarta.

tahi kuda uh! ketopong kuda kacamata kuda

Ah berlebihan saya ini. Bukankah Jakarta kampung besar? Saya tengok arah utara. Terlihat sebagian dari delapan menara apartemen Mal Taman Anggrek yang menegak di tengah kepungan kabut asap polutan pengalang pandangan.

Ada taman saja kurang segar, apalagi kalau tanpa taman. Inilah Jakarta yang dalam kerepotan ruang ingin menjadi megalopolitan (kok bukan megapolitan?).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *