Oh, dia masih terawat dengan baik. Sangat baik. Itulah yang saya lihat sore tadi. Seperti yang saya lihat dua tahun silam. Inilah si sepeda Tengertos. Dulu sekira 2009/2010 MTB ini saya namai demikian, dengan stiker, supaya mudah dikenali sehingga tak tertukar dengan sepeda lain yang semerek, yakni Polygon. Kenapa bernama Tengertos, sila baca kisahnya.
Sejauh saya tahu ini bekas sepeda saya yang masih sangat terawat, diopeni seorang pria sepuh yang kurang kuat berjalan kaki namun masih sanggup bersepeda sepuluh kilometer.
Sepeda satunya, di tangan orang lain, cukup terawat, saban pagi masih dipakai untuk membeli lauk. Saya tahu karena sering melihat.
Sedangkan sepeda-sepeda lainnya, termasuk bekas sepeda anak saya, tak saya ketahui karena saya memang tak mencari tahu. Kalau sudah saya hibahkan ya urusannya selesai.
Akan tetapi tadi Pakde pemilik Tengertos menawari saya, “Kalo Oom mau pake ya pake aja, soalnya saya kan ada dua.” Rupa-rupanya dia kasihan karena tahu saya tak punya sepeda lagi. Saya tak bersepeda lagi karena alasan keselamatan.
2 Comments
Wih awet banget padahal sudah 16 tahun, Bang Paman. Ikut senang *jempol
Itu barang ada di tangan yang tepat 👍