Mari belajar etika komunikasi dari Hasan Nasbi

Sungguh menyedihkan dan memalukan kasus ini.

▒ Lama baca < 1 menit

Hasan Nasbi dan persoalan teror kepala babi untuk Tempo — Blogombal.com

Misalnya di kampung Anda ada warga bernama Hasan Nasbi. Dia menerima paket berisi baju bekas tidak layak pakai, sudah kotor, bau amis, dan compang-camping.

Karena tegar, dia meledek pengirim baju dengan menghibur diri, “Lumayan, bisa dicuci lagi, ditambal, ditisik, buat selfie, entar jadi foto profil di medsos.”

Lalu Anda sebagai anggota staf kantor kelurahan diminta menanggapi kasus tadi, mewakili Pak Lurah. Maka Anda menjawab, “Ya, sana buat selfie. Lumayan, kan?”

Ada persoalan kontekstual. Ucapan penerima baju itu adalah pelipur diri — dalam bahasa Jawa juga sekaligus nglulu. Adapun ucapan Anda sangat boleh ditafsirkan nyukurin, nirempati, apa pun pembelaan diri Anda.

Entahlah apa kata Anda setelah warga tersebut menerima kiriman bangkai tikus tanpa kepala.

2 Comments

mpokb Senin 24 Maret 2025 ~ 00.15 Reply

Pernah jadi wartawan, pernah jadi teman Ahok, tapi kayaknya masih kaget ujug-ujug jadi pejabat, Bang Paman. Mungkin benar kata orang, kekuasaan bisa membutakan.

Pemilik Blog Senin 24 Maret 2025 ~ 20.54 Reply

Mungkin dia pun pangling dengan dirinya sendiri.

Tinggalkan Balasan