Berita dari humas di laman Setkab sore tadi (Kamis, 23/22/2025) aneh. Dalam judul dan isi menyebut tête-à-tête, tetapi tak ada penjelasan apa artinya. Okelah, itu istilah lazim dalam dunia diplomatik, tetapi sebagai informasi untuk khalayak ramai maupun sepi mestinya ada penjelasan untuk tête-à-tête. Misalnya dengan kata-kata diapit tanda kurung “(pertemuan empat mata)”.
Atau, selain pertemuan empat mata, bisa juga dengan teks penjelas semacam “tête-à-tête adalah pertemuan tertutup dua orang tanpa ada pendamping dari masing-masing pihak”).
Tête-à-tête bisa juga berarti bincang informal. Istilah itu pula yang digunakan Kompas saat memberitakan Prabowo bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (April 2025), PM Australia Anthony Albanese Mei 2025), dan Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva (Oktober 2025).
Tête-à-tête dari bahasa Prancis, yang dalan bahasa Inggris berarti head-to-head. Bahasa Indonesia mempunyai kata yang tepat: empat mata. Memang sih, dulu Empat Mata Tukul Arwana berisi puluhan mata di studio, dan jutaan mata di luar studio televisi. Tetapi Tukul memaksudkan fish-to-fish — ya, seperti saya yang ndesit, mengucapkan face, fish, dan vase terdengar sama.
Bahasa Prancis diterapkan untuk sejumlah lingkungan khusus di luar masyarakat Parangakik — istilah NH Dini untuk Prancis. Maka media berita umum (=awam), bukan khusus fesyen, sudah sepatutnya menjelaskan arti prêt-à-porter dan haute couture. Artinya ready-to-wear atau busana siap pakai, serta adibusana.
2 Comments
Apa karena sekarang zaman Mbah Google dan chatGPT, jadi segala penjelasan dianggap nggak perlu? 😅
Bisa jadi 👍😂
Tapi dalam jurnalisme dan kehumasan, sejumlah hal harus dijelaskan. Misalnya tempo hari tentang rekening dorman. Kini semua berita ekbis bisa nulis year on year dan kontraksi keuangan. Emang semua orang paham? 😂