Peti-peti bekas di pasar

Sebelum menderas ajakan pakai ulang, orang pasar sudah memanfaatkan peti sengon bekas.

▒ Lama baca < 1 menit

Peti-peti bekas di Pasar Kecapi, Jatiwarna, Pondokmelati, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Selalu ada peti bekas di pasar. Tampilannya sebagai barang bekas bisa sama dengan peti baru karena peti baru untuk buah dan telur juga buruk rupa, kasar, tidak rapi, dan sambungannya tidak kuat, cukup dipaku. Wajar, karena bukan untuk perabot. Hanya untuk mengamankan barang kiriman.

Tadi di pasar kampung area saya, namanya Pasar Kecapi, Jatiwarna, Pondokmelati, Kobek, Jabar, saya mengamati peti-peti bekas. Ada yang untuk tempat duduk, ada yang untuk wadah dagangan, dan ada yang untuk kotak sampah. Saya tak tahu bagaimana pengiriman kecap dalam botol beling sekarang, pun limun botol kaca dari pabrik kecil, sekarang apakah masih menggunakan peti kayu, bukan kerat plastik.

Peti-peti itu berbahan kayu sengon (Albizia chinensis). Pohon sengon siap tebang dalam usia lima tahun, bahkan ada yang kurang dari itu. Harga peti kasar ini di lokapasar mulai Rp4.000. Kayu sengon juga dipasok ke pabrik kayu lapis.

Sengon memang bukan kayu yang kuat. Tetapi saya ingat waktu kecil saya melihat tukang bikin rak buku Bapak dari sengon tua kering yang diserut, dengan teknik siku yang bagus sehingga tidak goyah.

Peti-peti bekas di Pasar Kecapi, Jatiwarna, Pondokmelati, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Waktu awal kuliah saya membuat rak sendiri dari sengon. Goyah tapi aman, lebarnya cuma 40 cm, tinggi hampir 200 cm, diapit oleh bed dan meja tulis, karena saya menempati bekas gudang selebar 2 meter, panjang 2,5 meter.

Setelah pindah ke kamar ukuran 3,5×3,5 meter, saya membeli rak dinding yang sudah jadi, juga dari sengon. Ini perabot khas mahasiswa zaman dulu. Meja saya juga dari kayu sengon.

Sekarang mau merakit meja dan rak banyak pilihan bahan, bahkan kaki meja dari besi pun dijual di lokapasar. Aneka siku sambungan rangka dan ambalan rak juga beragam. Yah, saya terlalu dini nongol di dunia.

Bagaimana kalau tak punya alat pertukangan lengkap? Panggil tukang. Tailor made lebih memuaskan karena sesuai kebutuhan ruang. Kata Zamroni Matriphe, di Berlin, Jerman, ada rental alat tukang. Beli alat, lalu dipakai sekali, dan dikembalikan ke toko juga bisa selama masih dalam masa garansi uang kembali. Oh, Kobek harus meniru Berlin tanpa harus mempelajari pemikiran Isaiah Berlin.

Peti-peti bekas di Pasar Kecapi, Jatiwarna, Pondokmelati, Kobek, Jabar — Blogombal.com

Tinggalkan Balasan