Urusan isi angin ban di SPBU dan memudarnya kehirauan

Jangan terlalu menyalahkan ponsel jika dalam mobil kita tak memperhatikan dunia sekitar.

▒ Lama baca < 1 menit

Gubuk pengisian nitrogen ban di SPBU Pertamina kini berubah jadi Pertamina — Blogombal.com

Saya kini memang jarang bepergian naik mobil agak jauh, sebagai sopir maupun penumpang. Maka sore kemarin ketika di SPBU dekat rumah saya melihat gubuk pengisian nitrogen untuk ban sudah berubah warna dan logo Enduro Pertamina, saya pun heran: sejak kapan itu? Jangan-jangan sudah lama, sekitar tiga tahunan, namun saya tak hirau.

Dulu setahu saya warna gubuknya hijau, adapun untuk jenama logo saya lupa karena faktor usia tetapi saya juga malas mencari foto internet. Meskipun demikian saya ingat warna baju seragam penunggunya, yakni hijau.

Keheranan saya terhadap perubahan visual gubuk itu membuktikan satu hal: selain mulai pikun saya juga kurang peduli dunia di luar kendaraan yang saya tumpangi. Lagi pula perubahan itu sebenarnya tak memengaruhi kehidupan saya.

Gubuk pengisian nitrogen ban di SPBU Pertamina kini berubah jadi Pertamina — Blogombal.com

Oh, karena saya asyik dengan ponsel saya mumpung tidak menyetir? Rasanya sih tidak.

Saya tak tahan menatap layar ponsel yang bergetar dalam mobil yang berjalan. Memang sih, kalau menumpang mobil bagus punya orang layar ponsel saya jadi tenang, namun saya jarang menatap layar dalam perjalanan. Kalau memotret memang kadang saya lakukan.

Aha! Karena asyik ngobrol? Sangat boleh jadi. Ngobrol membuat kita kurang kesempatan melihat sekitar selama perjalanan. Dalam prasangka saya, sehingga bisa salah, terlalu asyik berponsel dan ngobrol dalam perjalanan dapat membuat kita kurang menghiraukan kehidupan di luar jendela mobil, kereta, dan bus. Bahkan ada orang yang begitu masuk mobil langsung ngoceh atau mengurusi ponsel, tanpa peduli pengemudi kerepotan memundurkan mobil untuk keluar.

Ketika belum ada ponsel, berlimpah kesempatan kita mengamati dunia di luar ruang berjalan kita. Ahmad Sahroni di YouTube, sebelum ramai soal tolol menolol, pernah bercerita, dulu saat muda, dan duduk dalam angkot, dia sering mengamati mobil bagus di jalan. Saya tak tahu apakah saat itu sudah ada smartphone.

Apakah Anda sebagai penumpang sempat memperhatikan dunia di luar jendela kendaraan apa pun?

Tinggalkan Balasan