Saya lihat keranjang sampah baru di depan sebuah rumah. Saya sebut keranjang karena wadah itu berlubang-lubang. Dengan bahan expanded metal seperti anyaman logam atau ram kawat, isi keranjang tampak dari luar. Sepanjang terbungkus terus bukan soal, apalagi kalau sampah kering, tetapi setelah diajak-acak pemulung ya isinya bisa menerobos keluar.
Tentu tikus dan kucing juga leluasa masuk keranjang namun tak pernah bersama. Padahal kucing bisa rukun dengan anjing, bukan? Nah, dari sisi desain saya membatin akan lebih bagus jika keranjang dipasangi engsel pengapit mirip as, sehingga dapat dibungkukkan, untuk mempermudah pengambilan sampah. Agar engsel tak terlalu menanggung beban, bagian bawah keranjang diganjal rol dengan laher. Bagian atas bingkai keranjang diberi handel.
Halah, ngayal. Jarkoni. Mbok bikin sendiri. Iya ya. Tetapi itu soal nanti. Yang penting punya ide dari melihat suatu barang. Kreativitas diperkaya dengan meniru dan mengembangkan. Menjadi masalah jika kita tergantung tukang las, tak seperti unggahan DIY atau swakriya dalam video luar negeri di media sosial karena ongkos tukang las mahal.
Yang pasti soal tikus tak terhindarkan. Tikus rumah maupun tikus got. Tetapi dalam berita Kompas kemarin (Senin, 30/9/2025) ada pembela tikus di Paris, Prancis. Dia adalah Gregory Moreau, sang wakil wali kota yang jumlah tikus di distriknya dua juta lebih banyak daripada manusianya.