Selamat pagi, Tuan. Berita utama Kompas hari ini (Kamis, 25!9/2025) sopan, hanya mendesakkan evaluasi, dan itu pun menggunakan kata “perlu segera” bukan “harus”. Saya bukan ahli manajemen. Bisa saja pengandaian saya sesat sejak sebelum berpikir. Kalau dalam perang, atau pandemi Covid-19, evaluasi parsial selama progres itu tak terhindarkan. Mau tidak mau.
Hanya perang zaman dulu, seperti dalam cerita wayang dan silat Jawa, yang mengenal istirahat setelah malam menyapa. Sedangkan laju amuk virus korona yang mewabah tak kenal jeda. Tetapi MBG sejak awal tahun ini tak seperti perang dan pandemi karena secara sepihak dapat diistirahatkan, seperti tentara dalam upacara yang tak harus nonstop dalam sikap sempurna.
Rasanya sulit melakukan evaluasi menyeluruh tanpa mengistirahatkan proyek MBG. Kalau hanya evaluasi parsial, sementara dapur MBG terus mengepul dan makanan tetap didistribusikan, apakah akan mengatasi kisruh MBG, terutama bertambahnya korban keracunan makanan?
Cakupan MBG memang belum menyeluruh, namun keragaman lokasi Indonesia, antara lain tersebab faktor geografis, menyulitkan penerapan standar kerja MBG. Dengan evaluasi total dari pangkal hingga pucuk, namun tanpa moratorium, apakah masalah teratasi?
Segala hal yang sudah rapi terencana di atas kertas belum tentu langsung klop dengan setiap lapangan. Sekali lagi saya bukan ahli manajemen. Jadi tolong Tuan koreksi.
¬ Hak cipta infografik: Kompas