Senja saat jam salat magrib sudah berlalu saya sadar telah salah jalan. Bermula dari deretan rumah maupun warung yang belum pernah saya lihat. Ya, karena saya melamun, melangkah tanpa peduli arah, akhirnya saya berada di gang yang belum saya kenal. Saya makin yakin bahwa saya salah jalan, bukan menempuh jalan sesat, setelah sampai di depan sebuah masjid. Saya belum pernah melihat masjid itu.
Saya berhenti. Mengamati sebentar. Ternyata bukan masjid melainkan musala. Berhalaman luas, dengan lampu taman dan lampu teras yang pas, maka tampak eloklah tempat ibadah itu.
Berjalan salah arah karena melamun ternyata ada manfaatnya. Yaitu mengenal tempat baru. Senja itu saya merasa aman karena berada di wilayah yang masih satu kelurahan dengan rumah saya. Namun ya itu tadi, tak semua titik pernah saya lewati. Saat masih rajin bersepeda pun saya belum pernah melintasi gang tempat Musala Darul Firman Mulia berdiri.
Salalu ada hal baru dalam kehidupan ini. Setiap mendapati tempat ibadah yang apik, untuk agama pun, saya selalu terkesan. Musala ini, yang terang di tengah perkampungan, dengan pintu masih terbuka, seperti mengundang siapa pun untuk masuk.
—