Selamat hari Selasa, saudara dan saudari sebangsa dan setanah air, senasib dan sepenananggungan. Marilah kita dukung program MBG dengan menjadi mitra pemasok makanan siap santap dalam baki logam berpenutup.
Saya yakin Anda mampu karena memasak itu mudah. Tetapi ingat, presiden sudah berpesan dari Nu Yok, Amrik, lauk telur hanya boleh berupa telur rebus utuh atau telur ceplok, bukan telur dadar.
Tentu yang dia maksudkan adalah telur ayam, yang hari ini harga per kilogramnya di Kobek, Jabar, adalah Rp27.500–Rp28.000, isinya bisa sampai 18 butir. Jadi Anda jangan sok kreatif sekaligus sok naif menggantinya dengan telur puyuh. Itu subversif. Menjegal program mulia. Tipikal antek asing.
Apakah ada jaminan bahwa Anda akan bebas dari kriminalisasi jika kelak terjadi kasus keracunan, dalam arti urusannya menjadi pidana? Silakan bertanya saat para mitra MBG dikumpulkan oleh presiden besok.
Menurut WHO, satu dari sepuluh orang di dunia ini pernah keracunan makanan. Jadi kita boleh menganggapnya wajar. Memang sih ada yang meninggal, dari 600 juta kasus keracunan yang tewas hanya 420.000 orang per tahun (Pusakom POM).
Lalu bagaimana jika Anda sudah lolos sebagai vendor, tetapi baru membuat dapur dan berbelanja peralatan lantas ada moratorium? Misalnya itu terjadi, yang lebih rugi dari Anda adalah para vendor terdahulu. Dapur harus berhenti. Karyawan jadi gabut karena terima gaji buta. Kalau berlangsung lama akhirnya ada PHK, artinya 19 juta lowongan kerja yang sudah terwujud akan menyusut namun tak segera terisi.
Lagi pula moratorium apalagi sampai sekian bulan akan membuat anak-anak bersedih, begitu pula orangtua mereka. Kecuali uang makan Rp10.000 dikalikan enam hari diberikan kepada orangtua anak pada akhir pekan sebelumnya, sehingga mulai Senin mereka bisa menyediakan MBG sebagai bekal. Guru punya kewajiban tambahan yaitu memastikan anak membawa bekal makanan dari rumah.
Bagaimana dengan Rp10.000 bisa menjadi makanan bergizi, bukan makanan berbahaya, setiap rumah tangga tahu. Kalau butuh panduan, silakan bertanya kepada pembantu presiden yang pernah menjadi juragan katering. Dia tamatan sekian sekolah di luar negeri. Pasti cerdik dan semoga cendekia.
2 Comments
Saya masih menunggu MBG diterapkan di sekolah tiga cucu saya, lalu mendengar komentar mereka….
Lha mereka di sekolah swasta, kan?