Larangan ini tepat. Knalpot brong, bobokan, atau apalah namanya, pokoknya bising, adalah polusi suara. Jangankan knalpot bersuara keras, sepeda motor yang bersuara biasa pun jika lewat beriringan terasa mengamplas telinga. Kami yang sedang di ruang tamu, apalagi teras, kadang harus menghentikan berbicara saat motor melintas. Spanduk ini saya lihat di kompleks lain pada suatu senja.
Apakah karena kami semakin tua sehingga kurang dapat menoleransi suara bising knalpot? Saya sih sejak dulu tak tahan dengan kebisingan knalpot. Di jalan umum saat berjalan kaki, saya tidak dapat leluasa berbicara maupun mendengar karena suara knalpot dan klakson. Apalagi dulu, ketika motor dua tak masih meraja. Pernah saat saya berteleponan di teras, lalu ada motor dua tak melintas, lawan bicara saja bertanya, “Sampean di rumah apa di jalan, kok ada suara bajaj?” Padahal di kawasan saya tak ada bajaj.
Sebenarnya pabrikan motor, dan tentu juga mobil, sudah mengurangi kebisingan knalpot dan mesin. Bahkan kebisingan knalpot Harley-Davidson pun sebenarnya dapat dikurangi, tipe tertentu sudah dibikin tak terlalu menggelegar. Tetapi ya bergitulah. Di area saya ada Toyota Camry yang suara knalpotnya dibikin seperti pikap sayur: berderum galak. Ada bagusnya sih, kalau tengah malam suara itu terdengar saya bisa mengira-ngira jam berapa.
Ibu teman saya di Depok, Jabar, pernah memarahi anak tetangga di kompleks yang bermotor superbising. Dari rumah, anak itu memancal tunggangannya dengan kaki. Nah, setelah melewati tiga empat rumah, barulah dia menghidupkan motornya, sambil memanaskan mesin sebentar, pas di depan rumah teman saya. Pulang dari pergi, mesin dia matikan setelah melewati rumah teman saya.
Lagi-lagi sebenarnya knalpot bisa dibuat lebih pelan, oleh pabrikan maupun dari aftermarket. Dari video Fitra Eri di YouTube, saat dia mengendarai mobil balap klasik buatan Inggris, suara knalpot itu ternyata dari sepiker, untuk memberi sensasi suara meraung-raung. Regulasi di Inggris dan negeri maju lain memang membatasi kebisingan knalpot. Mobil itu dipakai di PIK, tetapi istri Fitra bilang kalau dibawa ke rumah bisa bikin malu terhadap tetangga.
Beberapa kali saya ke rumah teman, yang kompleksnya di sebelah jalan tol JORR, namun posisi rumah dia menjorok ke dalam, banyak pohon. Dalam kluster itu tak ada kebisingan knalpot, karena orang luar tak dapat melintas tanpa alasan. Nyaman sekali. Sayang harga rumahnya mahal.
Rumah saudara saya di Cimahi, Jabar, bukan dalam kluster. Namun tak banyak motor orang luar yang melintas kecuali penjual makanan dan kurir. Tenang sekali di sana. Di Pandan Valley, Bogor, Jabar, kesan saya juga tidak bising karena tak banyak motor orang luar yang lewat.
Memang sih, ada bagusnya sedikit untuk motor bising. Ketika saya, istri, atau anak sedang memundurkan mobil untuk meninggalkan rumah, suara motor bensin selalu terdengar sebelum mereka nongol. Tetapi motor listrik tidak, padahal rumah saya agak menghadap pertigaan.
Tujuh tahun belakangan masalah kebisingan tak hanya dari motor — tidak selalu, namun pada jam tertentu tergantung sumber suara — amatlah kencang. Kami di rumah kadang berhenti berbicara, menunggu suara keras selesai. Lebih dari sekali lawan bicara saya di telepon heran, “Kok kenceng amat sih suaranya, aku bisa denger.”
Untunglah demam audio aneh bernama horeg, yang bisa memecahkan kaca jendela dan melorotkan genting, tak sampai Kobek. Misalnya ada dan sedang dimainkan, saya tak tahu apakah ayam petelur dan pedaging bisa stres lalu sakit. Kalau unggas di pohon sih tinggal kabur. Lha kalau warga yang sedang sakit?
4 Comments
Saya juga tidak kuat dengan suara bising dan keramaian. Saya tidak kuat nonton konser musik di lapangan atau stadion yang ramai. Tapi kalau nonton konser musik klasik atau paduan suara, saya betah.
Saya gak bisa di kedai yang bising. Kalo pake live music akustik bolehlah tapi kalo pake pop/rock band yang ingar bingar gak nyaman.
Padahal sudah ada laporan meningkatnya jumlah pasien THT akibat sound horeg. Kok nggak ada yang berani menindak semacam tilang atau apa lah gitu..
Lha polisi dan pemda saja setengah hati.
Ini hiburan aneh. Kayaknya kalangan audiophile yang hi-fi set di ruang dengar pribadinya bisa ratusan juta rupiah juga gak gagal paham