Mencuci dengan air hitam di Bekasi

Pencemaran sungai di Bekasi tak pernah teratasi. Warga mencuci baju dan beras di kali hitam.

▒ Lama baca < 1 menit

Mencuci dengan air hitam di Bekasi — Blogombal.com

Foto berita tunggal di Kompas hari ini (Selasa, 19/8/2025) sungguh menyedihkan. Seolah-olah perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80 tak bergema di Kabupaten Bekasi, Jabar.

Kapsi untuk karya pewarta foto Totok Wijayanto tersebut:

Warga mencuci pakaian di tepi saluran irigasi yang berbau tidak sedap dan berwarna hitam pekat di Desa Sukaraya, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin (18/8/2025). Menurut warga, bau tak sedap itu timbul sejak banyak pabrik berdiri di daerah hulu irigasi. Warga di tepian saluran irigasi itu memanfaatkan saluran tersebut untuk mencuci pakaian dan peralatan memasak.

Lalu saya berharap akan ada berita lanjutan melengkapi foto tersebut. Saya cari di Kompas.id malah menemukan arsip berita 8 September 2021, “Menyusuri Pekatnya Kali Cilemahabang“, laporan pewarta foto Agus Susanto dengan intro:

Perjalanan 7 kilometer menyusuri aliran Kali Cilemahabang yang airnya pekat kehitaman dan mengabadikan aktivitas warga dari Kecamatan Karangbahagia hingga Kecamatan Cikarang Utara di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Seorang warga, Ibu Nur, yang mencuci di sungai tersebut dikutip, “Beginilah kondisi kali, hitam pekat, bau menyengat dan kadang gatal-gatal. Ini udah tahunan, airnya pernah coklat dua hari waktu libur Lebaran kemarin.” Di sana warga juga mencuci beras.

Sehari setelah berita tadi, ada laporan bertajuk “Polisi Usut Perusahaan Pembuang Limbah ke Sungai Cilemahabang Bekasi“. Lalu hari ini, empat tahun setelahnya, ada foto berita di atas.

Pada September 2021 juga ada laporan dari Bekasi, “Elegi di Sungai Bekasi“, dengan intro “Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, daerah yang kaya dengan aliran sungai. Ada 16 sungai besar yang melintasi wilayah itu. Namun, kerusakan lingkungan membuat keberadaan sungai justru menjadi bencana.”

Ada pula berita foto beberapa bingkai dengan judul “Krisis Air Bersih di Sukaraya“, disertai intro “Aktivitas warga mencuci pakaian di aliran Kali Cilemahabang dan pembagian air bersih oleh BPBD Kabupaten Bekasi di Desa Sukaraya, Kecamatan Karangbahagia, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.” Membagikan air bersih adalah solusi jangka sangat pendek.

Saya membatin, apa fungsi kepala desa? Mungkin dia akan membela diri tergantung camat. Lalu camat akan berkilah terserah bupati. Kemudian bupati akan berkelit, bagaimana baiknya menurut gubernur. Akhirnya gubernur berdalih…

Dalam birokrasi pemerintah maupun partikelir ada kesamaan langgam: untuk menegakkan aturan, bawahan butuh dukungan atasan. Masalahnya, orang hanya senang menjadi atasan, dan jika posisinya di tengah mereka akan mengeluh terjepit dari bawah dan atas. Emangnya sandwich?

2 Comments

Rudy Rabu 20 Agustus 2025 ~ 10.12 Reply

😢 Aturannya ada. Diikuti? Tidak. Yang mencemari dihukum? Ya tidak juga. Negara kusut.

Pemilik Blog Rabu 20 Agustus 2025 ~ 11.05 Reply

Indonesia Cemas.
Indonesia Gelap.
Yang namanya pencemaran parah itu bukan hasil proses sehari.
Entah apa kerjaan kepala desa ke atas padahal warganya hidup bersama air hitam, bahkan keluarga kepala desa mungkin juga.

Lalu ada solusi bantuan air bersih dari pemkab. Absurd.

Tinggalkan Balasan