Rabu malam, saat jalan kaki sepulang dari buka bersama di rumah Pak Agus Steker, Opa Willy Radar menanya Kamso, “Mas Kam, ini ada demo di mana-mana kok pemerintah diam saja?”
“Pemerintah? Maksud Opa siapa?” Kamso balik bertanya.
“Ya presiden, menkopolkam, atau kapolri, atau siapa deh. Kok kayak nggak peduli. Padahal rakyat kan butuh keterangan pemerintah.”
“Mungkin Kamis besok, Opa. Bisa saja cukup diwakili siapa itu, yang usul masak kepala babi itu ke Tempo itu.”
“Kira-kira kenapa ya, Mas Kam? Kok pemerintah kayak cuek saja?”
“Nggak cuek, Opa. Mereka terus memantau. Tapi mereka mikir dan bertindak secara militer. Nggak perlu banyak pernyataan. Justru harus keliatan agak cuek, buat nunjukin kalo demo tuh nggak penting, tapi di lapangan langsung gebuk aja. Entar pada saat yang menurut mereka tepat, barulah bikin komunike, intinya keadaan terkendali, negara hadir, pemerintah solid…”
“Ah, Mas Kam jangan ngarang gitulah. Tapi kenapa pemerintah kayak cuek, apa lagi mikir ekonomi dan Lebaran, atau apa ya?”
“Tanya ke pemerintah saja, Opa. Via Pak Lurah. Itu kan mata rantai pemerintah yang paling dekat ama kita.”
¬ Sumber gambar: VintageAV.in