Roda dan ban cadangan angkot di ruang kokpit

Apa pun kalau tidak sesuai tempatnya itu mengganggu kenyamanan dan kebahagiaan. Seperti tentara?

▒ Lama baca < 1 menit

Roda dan ban cadangan dalang kokpit angkot KWK T10 CH — Blogombal.com

Naik angkot duduk di depan itu menyenangkan, seperti anak kecil zaman dulu duduk di samping Pak Kusir Delman sedang bekerja. Duduk di depan itu tebar pandangnya luas. Tetapi ada juga masalahnya: kalau sopir menaruh roda dan ban di ruang kemudi.

Sopir angkot tak mau repot harus mengembalikan roda dan ban ke bawah dek mobil. Dulu ketika angkot sangat laku, menukar roda beserta ban itu membuang waktu karena sopir bisa kehilangan kesempatan beroleh penumpang.

Juga dulu, ketika angkot masih laku, jok depan minibus itu sering diisi dua penumpang, kalau ditambah sopir di depan ada tiga orang. Jika ada roda dan ban di ruang kemudi sungguh merepotkan bagi penumpang.

Saya beberapa kali melihat angkot kecil memasang palang di belakang, menyerupai tangga, untuk dudukan roda dan ban serep, mirip konde pada jip model lama, atau Toyota Rush dan Daihatsu Terios generasi awal. Eh, Suzuki Vitara dan Escudo juga ding. Honda CRV lama juga. Tentu pemilik angkot butuh biaya untuk itu. Tetapi urusan melepas dan memasang roda dan ban lebih mudah.

Kembali ke soal roda dan ban di ruang kemudi angkot KWK T10 CH, Chandra – Cililitan, berupa Suzuki Carry, ini saya berpikir bahwa apa pun yang tidak pada tempatnya itu mengganggu kenyamanan dan kebahagiaan penumpang. Misalnya pun darurat, tak jelas jangka waktunya.

Lalu ingatan saya pun terlempar ke isu aktual hari ini: dwifungsi TNI. Militer selalu berkecenderungan ingin masuk ke dunia sipil. Padahal itu bukan tempat untuk mereka. Sungguh mengganggu.

Tinggalkan Balasan