“Udah ngerugiin negara eh hukumannya ringan. Logika hukumnya gimana, Kam?” tanya Dewi Salak.
“Nggak tau. Itu urusan penegak hukum, Mbak,” jawab Kamso.
“Kalo menurutmu piyé?”
“Aku bukan ahli hukum, Mbak.”
“Ya udah, ini bukan ulangan. Nggak dinilai. Selesai nggak selesai ditumpuk di depan.”
“Mbak inget waktu Pertalite masih dijual bebas? Si Semprul selalu ngisi bensin mobil Mbak pake Pertalite, padahal mestinya Pertamax Turbo.”
“Iya tuh, mesin rewel, kasar. Biaya servis di bengkel resmi mahal.”
“Nah, aku nggak tau dari sekian kali beli Pertalite itu dia untung berapa. Bahasa hukumnya udah memperkaya diri berapa. Keuntungan dia itu nilai korupsinya. Lantas mobil jadi nggak beres itu kerugian di Mbak. Gedean mana nilai rupiahnya?”
“Biaya bengkel dong, Kam!”
“Tapi selama mobil di bengkel, karena itu mobil udah diskontinu, kepaksa nginep kan, soalnya nunggu suku cadang ori, padahal udah sore.”
“Emang.”
“Mbak harus naik taksi pergi pulang eh malah ke beberapa titik. Ada biaya di luar bengkel, kan?”
“Nah itu yang disebut kerugian di aku, lebih gede dari hasil tilepan dia! Paham aku!”
“Kalo buat negara, lebih rumit ngitungnya, soalnya kerugian bisa mencakup pendapatan berkurang, buang duit karena salah beli, kerusakan lingkungan, proses produksi dan pelayanan keganggu, pertumbuhan ekonomi lemot, investasi seret, kemiskinan nambah, sama ketimpangan pendapatan, ketidakpercayaan rakyat… Tapi kan masih potensi? Kudu dibuktiin.”
“Kalo bisa dibuktiin angkanya, kenapa koruptor nggak disuruh ngganti?”
“Emang si sopir Semprul mau ngganti kerugian mobil Mbak dan biaya lainnya? Tanya ahli hukum aja deh, Mbak.”
“Trus, kalo konsumen Pertamina pada pindah ke Shell dan lainnya, bisa dihitung berkurangnya pendapatan, nggak? Eh, biaya public relations dan advertising plus biaya buzzers buat memulihkan kepercayaan juga dihitung kerugian dong, Kam?”
“Nggak tahu aku, Mbak. Mungkin harus ngubah undang-undang.”
“Huuu keliatan kalo kamu waktu sekolah dulu cuma ngapalin, nggak paham konsep! Hahaha!”
“Lah siapa tadi yang maksain soal ulangan?”
¬ Ilustrasi dihasilkan oleh kecerdasan artifisial
2 Comments
Ilustrasinya seram, Paman Tyo
Halo Tuan Schubert!
Maaf kalau serem dan mengganggu puasa Njenengan 😇🙏